BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam penerapan
kurikulum diperlukan adanya Produk kurikulum yang dalam panduan kurikulum
memberikan banyak saran kepada guru untuk mengajar satu mata pelajaran, suatu
subyek pada tingkat tertentu kelas, seluruh urutan, atau daerah tertentu.Penididikan
merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi
ini.Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia.Dalam kondisi apapun
manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha
manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada
hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan
terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi.Kedua subjek itu adalah
pendidik dan subjek didik.Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi
dapat berupa media atau alat-alat pendidikan.Sehingga pada pendidikan terjadi
interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Dalam pelaksanaan prroduk kurikulum akan terjadi permasalahan-permasalahan di
lapangan yang menjadi dasar untuk perbaikan kea rah yang lebih baik ke
depannya. Untuk itu perlu dibahas mengenai hal tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang tersebut rumusan masalahnya adalah :
1. Apa saja problem dalam pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana
produk
dalam pengembagan kurikulum?
C. TUJUAN
Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang permasalahan dan produk dalam
pengembangan kurikulum. Permasalahan dan produk pengembsngan kurikulum yang
ada berdasar kajian pustaka yang telah ditentukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Permasalahan
dalam Pengembangan Kurikulum
1.
Prinsif-Prinsif Pengembangan Kurikulum
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa
prinsip dasar yang harus kita perhatikan. agar kurikulum yang kita jalankan
benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan
digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan
kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu
kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar,
keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata
prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus
diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang
biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Prinsip
memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaanya
sesuatu. Dengan mengenali prinsip dan memperhatikan prinsip, maka akan bisa
menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan
tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan
bersifat memberikan rambu-rambu aturan main yang harus diikiti untuk mencapai
tujuan secara benar.
Kurikulum perlu dikembangkan agar mencapai tujuan
yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari pengembangan kurikulum, para
pengembangan perlu memahami berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Ada 8prinsif dalam pengembangan
kurikulum yaitu:
a.
Bidang
Cakupan (Scope)
Bidang cakupan bisa didefinisikan keluasan dari kurikulum
meliputi keluasan topik, pengalaman belajar, aktivitas, pengorganisasian
unsur-unsur kurikulum serta hubungan pengintegrasian dan pengorganisasian
berbagai unsur-unsur kurikulum tersebut. Dengan kata lain cakupan mengacu pada
apa unsur-unsur kurikulum, apa pengelolaan dan hubungan peintegrasian
unsur-unsur kurikulum.
Untuk menentukan bidang
cakupan, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengembang kurikulum, yaitu:
1) pengorganisasian
berbagai unsur dan hubungan antar unsur kurikulum. Pengembang kurikulum
sebaiknya dapat melakukan hal ini, sebab konsep, pengetahuan dan keterampilan
saat ini tidak terbatas,
2) perkembangan
dan kemajuan IPTEK begitu pesat, oleh sebab itu pengembang kurikulum perlu
memprediksi perkembangan dan kemajuan IPTEK dimasa depan,
3) tujuan
perlu diorganisir berdasarkan pengalaman belajar, topik, hubungan antar unsur
kurikulum, tujuan inklusif, pengorganisasian tujuan khusus dari tujuan umum,
4) pengambilan
keputusan jadi atau tidak skope untuk digunakan sebagai cakupan dalam
kurikulum.
b.
Relevansi
Relevansi adalah
menyangkut kegunaan dan kebermaknaan suatu kurikulum bagi orang, masyarakat,
dan bangsa. Artinya bahwa kurikulum perlu dikembangkan agar memiliki kegunaan
dan kebermaknaan bagi orang, masyarakat, dan bangsa.
Sulitnya menetukan relevansi dari banyak interpretasi .Apa yang dianggap
untuk daerah pinggiran kota relevan belum tentu relevan bagi daerah pusat kota.
Prinsip relevansi ada dua
jenis yaitu relevansi eksternal (eksternal relevance) dan relevansi
internal. (internal relevance) artinya bahwa kurikulum itu harus sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik tuntutan dan kebutuhan
masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang di prediksi pada masa
yang akan datang. Intinya, bahwa kurikulum itu harus bisa menyiapkan program
belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa memenuhi harapan dan situasi
kebutuhan dan kondisi kehidupan masyarakat tempat dimana ia berada. Agar kurikulum
bisa memenuhi konsep relevansi eksternal, seorang pengembang kurikulum harus
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini
dan masa datang.
Sedangkan relevansi
eksternal (eksternal relevance) yaitu kesesuaian antar komponen kurikulum
itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang di bangun oleh sub sistem
atau komponen tujuan, isi, metode, dan evaluasi yang ditujukan untuk mencapai
tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Suatu kurikulum yang baik adalah
yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitua danya koherensi dan konsistensi
antar komponennya. Ketidak sesuaian antar komponen-komponen ini akan
menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara optimal.
Implikasi dari prinsip ini yaitu seorang pengembang kurikulum harus bisa paham
betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode
pembelajaran, dan sistem evaluasi.
c.
Keseimbangan
Kurikulum dikembangkan
sebaiknya memiliki keseimbangan. Beberapa variabel yang perlu dipertimbangkan
terkait dengan keseimbangan. Variabel-variabel tersebut adalah:
1)
kurikulum yang
berpusat pada siswa dan berpusat pada pelajaran
2)
kebutuhan siswa
dan kebutuhan masyarakat
3)
pendidikan umum
dan pendidikan khusus
4)
luas dan
dalamnya kurikulum
5)
domain kognitif,
afektif dan psikomotor,
6)
pendidikan
individual dan masyarakat,
7)
inovasi dan
tradisi,
8)
logis dan
psikologis,
9)
kebutuhan
akademis yang diharapkan,
10)
metode,
pengalaman dan strategi,
11)
dunia kerja dan
permainan,
12)
disiplin
kelembagaan, sekolah dan masyarakat sebagai sumber daya dalam pendidikan,
13)
tujuan-tujuan
kelembagaan
14)
disiplin ilmu
d.
Pengintegrasian
Para pengembang
kurikulum perlu memperhatikan pemaduan, penggabungan dan penyatuan antar
disiplin ilmu. Namun demikian hal ini bukanlah menjadi keharusan, bergantung pada
filosofi yang dijadikan pendangan dalam pengembangan kurikulum.
e.
Rangkaian
(Sekuens)
Sekuen adalah susunan
atau urutan pengelompokkan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam
perencanaan kurikulum. Pengembang kurikulum perlu memperhatikan rangkaian
unsur-unsur kurikulum. Dengan kata lain sekuen mencakup kapan dan dimana
poko-pokok bahasan ditempatkan dan dilaksanakan. Sekuen merupakan pengaturan
unit-unit dan materi pembelajaran secara logis dan kronologi menurut unit,
lembaga dan tingkatannya. Beberapa panduan yang dapat dijadikan rujukan dalam
menyusun penyusunan unsur kurikulum.
1)
Dimulai dari
yang sederhana menuju ke yang kompleks.
2)
Menurut alur
kronologis.
3)
Balikan dari
alur kronologis.
4)
Dari geografis
yang jauh menuju dekat, atau dari yang dekat menuju yang jauh
5)
Dari yang
konkret ke yang abstrak.
6)
Dari umum ke
khusus, atau dari khusus ke yang umum.
Secara garis besar ada
tiga konsep sekuens yaitu: sekuen menurut kebutuhan, sekuen makros dan sekuen
mikro. Hal yang perlu pula diperhatikan oleh pengembang kurikulum adalah
tingkat kedewasaan, latar belakang pengalaman, tingkat kematangan, ketertarikan
atau minat siswa, tingkat kegunaan dan kesukaran materi pembelajaran.
f.
Kontinuitas
Makna kontinuitas
adalah pengulangan vertikal, yang kompleks dan canggih dalam upaya meningkatkan
hasil belajar. Pengulangan tidak hanya berarti pengulangan konten pembelajaran,
namun sebagai pengulangan unsur-unsur kurikulum. Dengan kata lain kontinuitas
merupakan rencana introduksi dan reintroduksi unit-unit materi yang sama di
berbagai tingkatan dalam upaya meningkatkan pemahaman yang kompleks dan
komprehensif.
Prinsip kontinuitas artinya
kurikulum itu dikembangkan secara berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi
sinambung antar kelas, maupun sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini
dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara
sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi
dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang yang ada di atasnya.
Dengan demikian akan
terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa (prerequisite)
untruk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan program dan
aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over laping) yang bisa
menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu, perlu adanya
kerjasama diantara para pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang
pendidikan.
g.
Artikulasi
Artikulasi adalah
pertautan horisontal atau korelasi
antara unsur atau kelompok lintas tingkatan sekolah. Dengan kata lain
artikulasi merupakan sekuens unit-unit pembelajaran secara lintas tingkatan.
h.
Kemampuan
Transfer
Pengembang kurikulum
perlu memperhatikan unsur-unsur yang
perlu ditransfer. Untuk itu pengembang kurikulum perlu menentukan tujuan,
menyeleksi isi atau materi dan meyeleksi strategi pembelajaran yang mengarah
pada pendayagunaan proses transfer secara maksimal.
2.
Implikasi
Masalah Kurikulum Berkelanjutan
Mengingatjangkauan
danbanyak aspekmasalahkurikulum, hal
ini bergunauntuk mendefinisikansecara singkat tanggung jawabpekerjakurikulum.
PekerjaKurikulummengurusmasalah:
a. Scopeketikamemilihtopik
yang akandipelajari danmenentukantujuan instruksional
b. Relevansiketika
"efek suatukesesuaianantara sistemdi sekolahdantatanan
sosial
c. Balanceketikamereka
mempertahankansettertentudari
unsurproporsional
d. Integrasiketika merekaberusahauntuk
menyatukansubyek masalah
e. Urutanketika
merekamenentukanurutanmateri pelajaranakan dibuatuntuksiswa
f. Kontinuitasketika mereka
memeriksakurikulumsetiaptingkat kelasuntuk menemukan di manaunitkontenyang
bermanfaatdapatdiulang padapeningkatan tingkatkompleksitas
g. Artikulasiketika mereka
memeriksakurikulumdisiplin masing-masingpada setiaptingkat kelasuntuk
memastikansubyekmengalirberurutanmelintasi batas-batastingkat kelas
h. kemampuan
transferketika mereka mencaricara untuk
mencapaitransferbelajar maksimum
3.
Permasalahan Kurikulum
Beberapa
gerakanperubahan yangbaik dari peranperencanakurikulumatau
modifikasidisebabkan oleh cara di manasekolahmengaturuntuk
pengembangankurikulum.
Perencanakurikulumditerpakekuatan
sosial dan politikyang
kuat, beberapaberasal darikelompok
penekandan beberapadari masyarakatpada umumnya.
Beberapakeinginandari keduakelompok penekandanmasyarakat
umumnyatelahdisahkan, terutamadi tingkat federal.
Di
antaraisu-isu kontemporeryang signifikanyang dihadapipekerjakurikulumadalah:
a. Alternatif
pilihandalam pendidikan
Gerakanke
arah pilihan
alternatifdalam pendidikantelahjauh
melampauisekolahgratis, sekolahetalase,
sekolah dikabupaten bagi anak dan remaja denganmasalah perilaku. Sebagian
besarsekolah-sekolah alternatiftelah dianggapsebagai penguatansistem sekolah
umum. Jauhlebih mengancamdengan pendidikan umumadalahkesempatan
berkembangbagi orangtuauntuk memilih(1) publik atau
swastasekolahselainsekolah umumyanganak-anak telah ditetapkanolehkabupaten dan(2)
home schools.
PemilihanSekolah
Umumatau Swasta. Dalam beberapa tahun
terakhir, tekanan telah membangkitkanuntuk
mendukungpilihan orang tuasekolahapakah sekolah publik atau swasta..Biasanya,orang tuayang memiliki anakdalam sistemsekolah
umumharusmengirim merekake sekolah-sekolahdalamkecamatandistriksekolah setempat.
Orang tuadapat mengirimkananak-anak merekake sekolah-sekolahdi
luarkecamatanhanya dalam kasus khususseperti sekolahmagnet atauprogram lainyang
tidak tersediadalamkecamatanyang ditunjuk. Tidak puas
dengansekolah umum, orang tuatelah membuatkemajuan
dalammendapatkanhak untuk memilihsekolah anaknyadengan demikian, menerima dukungankeuangan daripemerintah negara bagian danlokal.
Home schools adalahFenomena
yang berkembangyang jugaketidaknyamananpersonilsekolah umumadalahmeningkatnya
popularitashome schoolingsebagai alternatif untukpendidikan umum.
Sebelumnyasekolah umumberusahamemberikan alternatifpendidikan
di bawahpengawasan dankendali mereka, sekolahrumahberusaha
untuk memberikanpendidikan alternatifdi luarkendaliadministratorsekolah umum.
Pendidikananak-anakdi
rumahmenurut JohnHolt, salah satu eksponenterkemukahome schooling, telah
mendorongorang tua untukmembawa anak-anakmerekakeluar darisekolah negeri
danmenyediakan pendidikanmereka di rumah? JohnNaisbittmerasakankenaikanhome
schoolingsebagaibagian dari gerakanmembantu nasional sendiri'di
manakelompok masyarakatmembentukuntuk memecahkan masalahtidak
hanyamenyangkutpendidikan, tetapijugakejahatan, distribusimakanan
bagi yang membutuhkan, dan kesehatan.Home schoolingtelah mengancamtradisi waktu wajib belajar.
b. Penekanan
padadasar-dasar danakademisi
Tantangan
bagiperencanakurikulumsaat ini adalahuntuk memenuhi keinginanmasyarakat/ bisa
membaca dankurikulumini cukup luas untukmemungkinkanpertumbuhan pribadi danperkembangan
individu. Salah satu tandapositif yang berasal daripenekanan
padadasar-dasaradalah identifikasiberpikir kritissebagaiketerampilan dasar,
seiring dengan meningkatnyaupayaguruuntuk membantu. peserta didikmengembangkan keterampilanberpikir.
Dapat
menetapkanstandar-khususnya menerima
standaratau kompetensisiswa diharapkanuntuk mencapaitingkatan kelasdanlulus
dari sekolahtinggi.Doronganawaltelahmenentukankompetensiminimal dalambidang
keterampilandasar, tetapiproses tersebut sekarangmeliputibidang studitambahan.
Perencanakurikulumdapatmengalihkan
perhatian mereka untukmerancangcara pengorganisasiankurikulum yang lebih baik,
merancangkompetensi kegiatanbelajar mengajar, mencari
cara untuk memperbaikikekurangansiswa
dalamkompetensitertentuseperti yang diungkapkan olehtes, dan merancangprogram-programyang melampauikompetensiminimal.
Guru
kelassering menemukankurikulum merekaditentukanuntuk olehnegara ataudistrik
sekolah. Meskipun laki-lakidan
perempuantidak bisahidup dengan baiktanpaketerampilan dasar, mereka tidakbisahidup dengan baikdenganketerampilan dasarsaja.Harus
adaruang untukhumaniora danuntuk mengembangkankonsep diri, keterampilan sosial, dan kepentinganseumur
hidup, semua yangtelah menjadi bagian darikurikulum
sekolahselama beberapa dekade.
c. Pendidikan
Bilingual
Para
pendukungpendidikan bilingual, bagaimanapun,
percaya bahwapembatasanpendidikan bilingualdanpenunjukanbahasa Inggrissebagai
bahasa resmiakandiskriminatif. Merekamempertahankan
bahwapendekatanpembelajaranbahasa Inggris-hanya
mempengaruhi belajaranak-anakyang bukan penuturasli bahasa Inggris.
Perencanakurikulum
sertamasyarakatjugadibagimengenaidefinisiyang tepat dari"bilingual" dan "bicultural."
Untuk beberapa orang,pendidikan bilingualmungkinhanya
berartimenyiapkankelas bahasa Inggrisbagi siswayang bukan penuturasli bahasa
Inggris. Lainnyaseringmemperpanjangpendidikan
bilingualuntuk memasukkandimensitambahan.
Pendidikdalam
perselisihanmengenai apakahprogram yang dirancang untukmempromosikanpenguasaan
bahasa Inggrisharus memungkinkan untukinstruksisiswadalam bahasa ibu
merekasampai merekamencapai keterampilanbahasa Inggrisatau
harusmembenamkansiswadalam bahasa Inggrisdari awal.
DepartemenPendidikan Amerika Serikatbiasanya diperlukansekolah
yanginginmenerima danapendidikan bilingualuntuk memberikan instruksi
dalambahasa asli.KetikaDepartemen Pendidikan Amerika Serikatberusaha
untukmemaksaFairfaxCounty,Virginia, untuk
menawarkaninstruksi kepadasemua siswadalam bahasa ibu mereka, Fairfaxmengajukan gugatandengan alasan bahwaprogrambahasa
Inggrisintensif bagipenutur bahasa lainseperti yang ditunjukkanolehskor tes
mereka.Pendidikan bilingualterus menjadiisu yang
sensitif. Terkaitisuintegrasiras/etnisdan keragaman
budaya.
d. Literacy
Budaya
Sejaksekolahpertama
kali diciptakan, kemampuan untuk
membacadan menulis-telah menjadi tujuan utama pengajaran, namun, bahkan hari inisistem
pendidikan kitagagaluntuk mencapai tujuan tersebut. pengetahuan
umumyang luas yangidealnya harusdimiliki olehsemua anggota masyarakatdemokrasi
kita. Meskipununsur-unsurpengetahuan inidapat berubah
dari waktuke waktu, sebagian besar itemtetap
samaatauberubah perlahan-lahan. Para
pendukungnegarabudaya keaksaraanyangmemiliki pengetahuaninimemungkinkan
seseoranguntuk membacadenganpemahaman, untukmengkomunikasikan
pikirandengan orang laindalam masyarakat kita, untuk
berkontribusi padapengembanganmasyarakat kita, danuntuk
membuka pintuyang mengarah kekeberhasilan dalammasyarakat Amerika.
e. Penyediaanuntuk
anak
cacat
Pendidikanuntuk
SemuaAnakCacat
menurut Undang-Undangtahun 1975,disusun
untukmenghapuskan diskriminasiterhadap orang cacat.
Sekolahharus membuatketentuan khususuntuk memastikanbahwa
semuaanak-anak cacatmenerima"kebebasandan ketepatan" pendidikanUntuk mencapai tujuan ini, sekolahharus
mengembangkan rencanapendidikanindividual(IEP) untuk
setiapanak cacatdan harus memastikan bahwasetiap anakcacatakanditempatkan ditempat
yang sesuaiIEP, yang mencakup
tujuankinerja tahunanuntuk setiap anakdanharus ditinjausetiap tahun, memerlukanwaktu yang cukup. Menentukanprogram
pendidikanyang tepat danpenempatan terbaikuntuk setiap
anakmembutuhkanpenilaiansulit denganguru dan administrator.Undang-undangmenetapkan bahwa siswacacatakan"diarus diutamakan"-yaitu,
diajarkan dikelas regulerdengannonhandicappedanak-kecuali cacatmerekabegitu parah sehingga
merekatidak dapat diajarkansecara efektif dalamkelas reguler. Pendidiktidak setujumengenai apakahanak-anakcacatpaling baik
diajarkan denganpenempatandikelas reguleratau khusus.
f. Pendidikan
Kesehatan
Konvergensikebutuhan
siswadan kebutuhanmasyarakatdapat ditemukandarimasalahyang berhubungan dengan
kesehatanyang dialamioleh orang-orangmuda saat ini.Selainmenawarkan programlamadarikebugaran fisik, kesehatan, dan pendidikangizi, sekolahdihadapkandengan sejumlahmasalah "krisis"
kesehatanmungkin permintaan perhatiandekat
dansegeraperencanakurikulum lebih baik. Secara
khusus,sekolahsedang mencari carauntuk menanggapipenggunaan danpenyalahgunaan
alkohol, obat-obatan, dan tembakau, dengantingginya insidenkehamilan remaja, danprevalensipenyakit
menular seksual, termasukacquired immune deficiency
syndrome(AIDS).
Masyarakattampaknya
berada dalamkesepakatanyang agak umumtentang tanggapansekolahdengan
penggunaanalkohol, obat-obatan, (baikresep
dan nonprescription), dan tembakau. Legislatif negara, yang mencerminkanopini
publik, dalam beberapa kasus, member mandattentangpenggunaan danpenyalahgunaanzat
ini. Meskipunserangansekolahpada
penggunaandanpenyalahgunaan alkohol, obat-obatan, dan
tembakau, penggunaandi kalangan anak mudatetap tinggi.
Namun demikian, angka-angkamenunjukkan
bahwakeuntunganyang terbatastelah dibuat dalammengurangi penggunaanzat-zat ini.
Selain itu, masyarakatmendukung upayasekolahuntuk mendidik kaum
mudatentang bahayaproduk tersebut.
Dibidangpendidikan
seks, bagaimanapun, orang tua danwargamasyarakat lainnyadalam perselisihantajam.Sikapberkisar
daridukungan untukprogram pendidikanseks yang kuatdisekolah
untukmenghindaritopik. Sikapdari berbagaikelompok agama
dan etnissangat berbedapada responsekolahharus mengambilarahmasalah seksual.
Karenapendidikan sekssarat nilai, beberapa
orang percayaprogram-sekolah harusterbatas
padaakademisi.
Perencanakurikulumcenderung
menghadapikontroversiposisiapapun yang mereka ambilberkaitan denganpendidikan
seks. Jikamereka
menempatkanpendidikan seks disekolah-sekolah, sebagian
masyarakatakan keberatan dengankehadirannyadalam kurikulum. Jikamereka mengabaikanpendidikan seks, para
kritikus mengatakan bahwasekolahmengabaikantanggung jawab mereka dantidak
memenuhikebutuhan peserta didikatau masyarakat. Jika
merekamembentuk suatu pendekatanbiologis murniuntukpendidikan seksatau
mencobauntuk mengajarkonten seksualdalam konteksbebas nilai, kritikmuncul karenasekolahtelahmenghilangkanaspekpelajaran moral,
dan banyak orangberpendapatbahwadimensi morallebihpenting
daripadabiologis, jika merekamemperkenalkanpendidikan
moralyaitu,nilai-nilaiyangakan diajarkan
Pendidikdan
masyarakat, oleh dan besar,
setuju bahwasekolah memilikitanggung jawab untukmembantu kaum
mudamengembangkanpengetahuan dan sikapyang diperlukan untukmelestarikan danmeningkatkankesehatanmereka
sendiri danbangsa. Dengan demikian, mencontohkanprinsipadaptasikurikulumdengan kebutuhanpeserta didik,
masyarakat, waktu, danmateri pelajaran, sekolahtelah
memodifikasikurikulum pendidikan kesehatan, ilmu
pengetahuan,danilmu sosialuntuk menggabungkanstudikritis kesehatandanmasalah
sosial. Perencanakurikulumdapatmembuat argumen yang
meyakinkanbahwapelestariankesehatandan kesejahteraanrakyat Amerika(dan
karena itu, bangsa) adalahketerampilan
hidupyang palingdasar dari semua. Dalamurgensi,itumelampauikemampuan
berpikir, membaca, menulis, dan
berhitung.
g. Integrasi
ras/etnisdan keragaman budaya
Untuk
mengurangi konflikrasial danmencegah masalahtimbulnya rasial,
banyak sistem sekolahtelah membentukkomitemultirasyang tugasnya
adalahuntuk merekomendasikansolusiketegangandan insidenkonflikantara
kelompok-kelompokras. Komitemultirasdanseluruhfakultasmenemukan
bahwa, dalam rangka untuk menghilangkansikapnegatifdan
konflik, mereka harusmenganalisis semua aspeksekolah,
termasuk"hidden kurikulum"-iklim sekolah, hubungan
sosialantara individu-individudan kelompok, nilai-nilaidan
sikapyang dimiliki olehkeduamahasiswa dan dosen, menekan
padaperilakusiswa, harapantak terucapkan, dan kodeetiktak tertulis.
h. Agamadi
sekolah-sekolah
Semakin,
pendidik dan orang lainmengekspresikankeprihatinan
ataskegagalansekolahuntuk menyertakantentang kontribusidanpengaruh agama.
Beberapaguru danpenulisbuku pelajarantakut bahwamerekamungkin
menyinggungkepekaanmasyarakat, menyimpang jauhseluruhnya
dari agama.
Sebuahkurikulum
yang relevanakanmenggabungkanstudiperbandingan agamasebagaibagian
daripendidikan umumdarisetiap siswa.
i.
Protes atasbuku
sekolah
Untukmenanggapiberbagai
tekanansosial dan politik, perencanakurikulumperlu
tidak hanyapengetahuan profesionaldan keterampilan, tetapi juga keterampilan dalamhubungan masyarakat danbekerja sama dengankelompok
masyarakat. Ketika berhadapan denganisu-isu
kontroversialdalam kurikulum, mereka harus
memilikisaluran melalui manamereka dapat menentukankeseriusanmasalah, kekuatanperasaanmasyarakat, dan cara-caradi
manamasalahdapatdiselesaikansebelum mereka menjadibesar dantidak proporsional.
j.
Seksisme
Di
beberapa Negara anak laki-lakimendominasiinteraksikelas danmendapat perhatian
lebihdari gurudaripadaanak perempuan.Sikapanak-anak
tentangperan genderyang dibentukawal dan, seperti
banyaksikap dannilai-nilai, sangat dipengaruhioleh
kerabatanak-anakkepada orang lain-orang tua,, teman dekat, guru, pelatih,
model peran, dan orang lainyangmereka
hormati.Sepertirasisme, stereotipseksisdanpraktik
diskriminatifsulit untuk memberantas. Namun demikian,
pekerja kurikulumharusmelanjutkanuntuk merancangkurikulumyang
akan membantu untukmenghilangkan biastidak hanya berdasarkanras, keyakinan,
danasal negara,tetapi juga padajenis kelamin.
k. Seluruh
bahasa.
Literasipendidikanyaitu,pengembangan
keterampilanlinguistikmembaca, menulis,
berbicara, dan mendengarkan-telah
melalui sejumlah transformasidalam kurikulum dan pengajaran.
Lokal, negara bagian, dan
penilaiansecara nasionalkonsistenmenunjukkan bahwamurid-murid memiliki
kekurangan dalamkemampuan bahasa. Prestasiburuksiswa
dalamproses dasartelah menimbulkanketidakpuasanorangtua
danumumdengankurikulumsekolahpublik. Tekananuntuk
melakukan reformasidi daerah inimengakibatkan gerakan
"kembali ke dasar".
4. Dampak Permasalahan Kurikulum Terhadap Kurikulum
a. Organisasi Guru
b. Peningkatan
Desiminasi
c. Peningkatan
penelitian
d. Peningkatan
persiapan
e.
B.
Produk Kurikulum
Sistem
kurikulum terbentuk oleh empat komponen yaitu, komponen tujuan, isi kurikulum, metode
atau strategi, pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu
sistem,setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah
satu komponen yang terbentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan
dengan komponen lainnya maka sistem kurikulum juga akan terganggu.
Sebuah
panduankurikulummungkinakan sangat berbeda darisuatu program studi. Di sisi lain, apa
yang disebutpedoman kurikulumdalam satuwilayahdapat disebutsuatu program
studidi negara lain. Produkkurikulum yangakan kita bahasadalah:
1. Panduan kurikulum,
program studi, dansilabus
Tigajenis
produkkurikulumadalah:
a. Panduan kurikulum
Sebuah
panduankurikulumadalah yang palingumum daritiga jenisbahan.
mungkinmencakup kelas tunggal
atauwilayah subjekpada tingkatkelastertentu (misalnya, kelas
sembilanbahasa Inggris), semua mata pelajaran ditingkat
kelastertentu (misalnya, kelas sembilan), urutandalam disiplin(misalnya, seni bahasa),
ataubidang minatberlaku untukdua ataulebih programatau tingkat
kelas(misalnya, keselamatan kerja). Ketikapanduankurikulummencakupkelas tunggal, mungkin juga bisa disebutsuatu program studi. Namun,pedoman
kurikulumadalahalat bantu mengajardengan membantu sarandaripadaprogram studi
yang lengkapdi dalamnya.
b. Program studi
Sebuahprogram
studi adalah rencana rinci untukprogram tunggal,
termasuk bahanteks (konten). Sebuahcontoh
yang terkenal dari suatu produk kurikulum ini adalah Man:
A Courseof Study, yangtelah banyak
digunakandi sekolah-sekolahdan melihat ditelevision.Sebuahprogram
studimeliputiapa yang harusdiajarkan(isi)-Ringkasan
teks lengkapdan saran untukbagaimana mengajarkan di
kelas.Sebuahprogram studibiasanya menentukanapa yangharus
diajarkan, sedangkanpedoman kurikulummungkin
menawarkanalternatifkepada guru.
c. Silabus
Silabusadalahgaris besartopik yang akan dibahasdalam satu kelasatautingkat kelas.
Silabusadalahgaris besartopik yang akan dibahasdalam satu kelasatautingkat kelas.
Format PanduanKurikulum
Panduan
kurikulumyang digunakandalam setidaknyadua cara. Dalam situasikurang terstrukturdi
managuru memilikibanyak fleksibilitasdalam perencanaan, panduankurikulummemberikanbanyak
saranbagi guruyang inginmenggunakannya. Dalam halpedoman
kurikulumadalah salah satusumber dari managuru dapatmemperolehide
untukmengembangkanunit sendirisumber daya, unitpembelajaran,
danrencana pelajaran. Dalam situasiyang
lebih terstrukturpanduankurikulummenentukantujuanminimal yangsiswa
harusmenguasaidalam disiplin.Ini mungkinmenguraikantujuan untuk setiapperiode.
Panduan inidapat mengidentifikasibahan ajardan
menyarankankegiatan belajar. Inibisa disertai
denganpretestdan posttestsuntuk setiap unitatau periodemenandai.
Sebuah
panduankurikulumdapatditulisoleh sekelompokguruatauperencanaatauoleh seorang
individu. Dalamkasus
terakhir, panduanseringditinjau olehspesialis
lainsebelumdisebarluaskan dalamsistem sekolah. Bagi
mereka yangmenulispanduankurikulum, proses inihampir
sama pentingnya denganproduk. Tugasnya untuk membangunpenulis untukmenjelaskan gagasan mereka, untuk mengumpulkan data, untuk menunjukkankreativitas,untuk memilihkonten, menentukan urutannya, dan untukmengorganisasikan
pikiran mereka.
Pemeriksaan
panduan kurikulum dari berbagai kabupaten di
sekolah akan
mengungkapkanberbagai format. Beberapa sistems ekolah yang mengembangkan panduan kurikulummengikuti
format tunggal. Karenasubstansipanduanbervariasidari
formatke format, beberapa kabupaten sekolahmerasa
bergunauntuk mempersiapkan lebih dari satu jenispanduan.Banyakpanduan
kurikulumadalahdokumen yang panjang, jadi saya tidakakan
mencoba untukmereproduksicontohdalam teks ini. Sebaliknya,
kitaakanmelihatformatyang seringdigunakan.
Perencanaan
kurikulum mengikuti format yang komprehensif akan mencakup komponen-komponen
berikut dalam panduan kurikulum untuk tingkat tertentu yaitu:
1. Pendahuluan.
Pendahuluanini
mencakupjudulbuku, tingkat subjek dankelasyangpanduanditunjuk, dan saran yang
dapat membantupengguna.
2. Tujuan instruksional
umum
tujuan
instruksional(disebut tujuanumum) dinyatakandalam
istilahnonbehavioral. Tujuan instruksionalharus
berhubungan dengantujuankurikulumsekolahdan tujuan umum.
3. Tujuan instruksional khusus
Tujuan
instruksional(disebut spesifik, kinerja, atautujuan
perilakuoleh beberapaperencana) untuktingkat
kelastertentusubjekharus dinyatakandalam istilah perilakudanharus mencakup
semuatiga domainpembelajaran, jika semuadapat dipakai.
4. Kegiatan belajar.
Pengalaman
belajaryang dapat digunakanoleh gurudengan muridharusdiusulkan
danditempatkandalam urutanpilihan.
5. Teknik evaluasi.
Saranharus
diberikankepada gurutentang cara untuk mengevaluasiprestasi siswa. Bagian inipanduan inidapat mencakupsaran
umumpada evaluasi, item tessampel, atau bahkanteslengkap.
6. Sumber daya.
Perhatianharus
diberikan untuksumber daya manusia-orang yang mungkindipanggil untukmembantudengan isibuku-dan sumber daya material,termasuk buku,
alat bantu audio visual, dan fasilitas.
Beberapa
penulisdaripanduanyang komprehensifjuga mencakupgaristopikalkonten.Tidak
adaupaya dilakukan untukmemisahkantujuan dan sasarandalamperiode waktu, tidak pulakomponensequencingbagi guru.
Format initidakpreskriptif. Panduanalam
iniadalahalat-alat bantu bagi guru profesional.Mereka menawarkanfleksibilitas
untukguru, yangdapat memilihatau menolaksalah
satutujuanyang disarankan, tujuan, kegiatan, teknik evaluasi, atau sumber daya.
Beberapa perencana kurikulum lebih memilih panduan komprehensif
dalam format berikut:
Tema
|
Tujuan Umum
|
Tujuan Khusus
|
Kegiatan
|
Teknik Evaluasi
|
Sumber
|
|
|
|
|
|
|
Meskipun guru dapat melaksanakan pilihan kegiatan dan sumber daya tambahan belajar, mereka harus bertanggung jawab atas prestasi siswa setiap periode. Tes tertulis lokal untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan yang diberikan pada setiap akhir periode.
Ketiga
format dapat digabungkan dan diperluas. Test-coding dapat ditambahkan ke format
lengkap. Indikator perilaku atau kinerja dapat dimasukkan untuk memperbaiki
tujuan perilaku atau kinerja. Tidak peduli apa format diikuti dengan sistem
sekolah, panduan kurikulum harus digunakan dan direvisi secara berkala. Ini
adalah rahasia umum bahwa panduan kurikulum sering ditulis untuk memenuhi
mandat lokal atau negara. Setelah menyelesaikan tugas menulis dokumen, guru
menuliskan dan mengumpulkan masalah yang ada dilapangan. Kegagalan guru untuk
menggunakan panduan kurikulum sekali lagi menunjukkan bahwa komitmen terhadap
proses tersebut merupakan unsur penting. Panduan kurikulum yang diturunkan,
misalnya, menghasilkan sedikit komitmen. Mereka dapat diikuti karena kebutuhan
tetapi tanpa antusiasme. Bahkan mereka panduan yang ditulis oleh guru bukan
oleh konsultan kurikulum akan diterima hanya jika guru menganggap tugas sebagai
berguna bagi mereka selain sebagai respon terhadap arahan dari superordinates.
2.
Unit sumber daya
Sebuah
unitsumber daya, yang disebut unit sumberoleh beberapapekerja
kurikulum, adalah suatu susunan bahan dankegiatan di sekitartopiktertentu atau masalah.
Unitsumber
dayaadalah produkkurikulum yangberada di antaraunitgurubelajardanprogram
studiataupanduan kurikulum.
Unitsumber
dayamerupakansumberinformasidan ide-idebagi guru untuk menggunakan.Tujuanutamadari unitsumber dayaadalah
untuk memberikanide-idebagi seorang guru yangingin
membuatsendirisatuanpembelajaranpada topik yang sama.
Unitsumber dayajuga
berisi
banyaksarandan informasiyang akanmembantuguru dalambahan yang ditemukan
dalambuku teksdasar.
Unitsumber
dayadapat mempersingkatwaktuperencanaangurudanmenyederhanakanpekerjaandalam
pembangunanunitpembelajaran bagikelas.Pada dasarnya, unitsumber daya melayanitujuan
umum yang samasebagaiprogram studiataupanduan
kurikulum.Perbedaan
utamaantara kedua jenisprodukadalah bahwa unitsumber dayayangjauh lebih
sempitdalam lingkup, fokus pada topiktertentu daripadapadasatu tahun penuh,area subyek, atau urutan.
3.
Sumber Bahan Kurikulum
Komitekurikulumtelah
menciptakanberbagaibahan yang bermanfaat.
Pengembang kurikulumdan lain-lainyang mencarimateri kurikulumdi luarbuku pelajaran danpedomanguru pendamping'mungkin menemukancontohdi beberapa tempat: perpustakaan,kurikulumperguruan tinggi dan universitas, terutamadarisekolah dan departemenpendidikan, pusatkurikulumsistemsekolah umum; gurupusat pendidikan, kantorkonsultankurikulum, departemen pendidikan, dan lembaga-lembaga pelayananpendidikan daerah.
Pengembang kurikulumdan lain-lainyang mencarimateri kurikulumdi luarbuku pelajaran danpedomanguru pendamping'mungkin menemukancontohdi beberapa tempat: perpustakaan,kurikulumperguruan tinggi dan universitas, terutamadarisekolah dan departemenpendidikan, pusatkurikulumsistemsekolah umum; gurupusat pendidikan, kantorkonsultankurikulum, departemen pendidikan, dan lembaga-lembaga pelayananpendidikan daerah.
Organisasi
profesional sepertiAsosiasi untukPengawasan Pembangunandan Kurikulumdan
afiliasinyanegaranyamenghasilkanbanyak bahanbermanfaat. Perusahaan-perusahaan komersialadalah
sumberbahankurikulum yangmungkin berguna bagiguru. Banyak
perusahaanpenerbitanmenampilkanmateri kurikulumdi konferensiprofesional utama.
Variasi
yang besardapat ditemukanbaik dalamformatcetak danmateri kurikulumdalam
jenisbahan yang tersedia. Selainpanduan kurikulumyang khas,kita dapat menemukanmateri
kurikulumdikemas kekitmultimediayang terdiri darifilm, filmstrips,
grafik, kaset, catatan,
dan sebagainya.
BAB III
A.
KESIMPULAN
Dari uraian pada pembahasan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Permasalahan
dalam pengembangan kurikulum
b.
Bidang cakupan
c.
Relevansi
d.
Keseimbangan
e.
Pengintegrasian
f.
Rangkaian /sekuens
g.
Kontinuitas
h.
Artikulasi
i.
Kemampuan Transfer
2. Permasalahan-permasalahan
kurikulum
j.
Alternatif pilihan dalam pendidikan
k.
Penekanan pada dasar-dasar akademisi
l.
Pendidikan bilingual
m. Literasi budaya
n.
Penyediaan untuk anak cacat
o.
Pendidikan kesehatan
p.
Integrasi ras/ etnis dan keragaman budaya
q.
Agama di sekolah-sekolah
r.
Protes atas buku sekolah
s.
Seksisme
t.
Seluruh bahasa
3. Dampak
permasalahan kurikulum berkelanjutan
Organisasi
guru,
Peningkatan desiminasi,
Peningkatan penelitian,
Peningkatan persiapan
4. Produk kurikulum
terdiri dari:
Panduan
kurikulum, Program
studi,
Silabus
DAFTAR PUSTAKA
Oliva, Peter F. (1992).The Developing Curriculum,
New York: Harper Collins Publisher.
Cuban, L. (1991). Curriculum Stability and Change.
Dalam Handbook of Research on Curriculum. New York : Macmillan Publishing
Co.
Fathur (2013).
Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Di akses melalui http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp/. Pada tanggal 5 September
2015.

MAKALAH
PROBLEM DAN
PRODUK PENGEMBANGAN KURIKULUM
![]() |
Disusun oleh :
BUDI RAHMAN, M.Pd
NIP 19820426
20060 1 011
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KANDANGAN
SDN KANDANGAN KOTA 2
MEI
2016
![]() |
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu dipanjatkan
kehadirat Allah Swt. berkat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah
makalah yang berjudul ”Problem dan
produk Pengembangan Kurikulum”. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
yang telah membawa peradaban umat manusia ini dari zaman kegelapan sampai
kepada zaman yang terang benderang yang penuh dengan nur ilahiyah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini
jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
penulis tunggu untuk perbaikan penulisan yang akan datang.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
dan arahan berbagai pihak, khususnya kepala sekolah, rekan-rekan guru dan juga
kelurga, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga.
Selanjutnya dengan selesainya pembuatan
makalah ini, Penulis juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta
ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan
semangat untuk selesainya makalah ini, dan juga kepada kepala sekolah dan seluruh rekan – rekan guru yang memberikan saran, dan masukan saya ucapkan beribu terima kasih.
Akhirnya, Penulis ucapkan semoga makalah
ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca semuanya. Amin.
Kandangan, Mei 2016
Penulis,
Budi Rahman
NIP 19820426 20060 1 011
![]() |
DAFTAR ISI
HalamanSampul......................................................................................................................... i
Lembar
Pengesahan ................................................................................................................. ii
Kata Pengantar......................................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Permasalahn dan Pengembangan
Kurikulum............................... .................. 2
B.
Produk Kurikulum
........................................................................................ 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimupulan................................................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………................................. 21
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar