BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG.
Metode pembelajaran merupakan bagian
dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk
menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Banyak metode pembelajaran yang dapat
dipergunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa-siswa, seperti metode
ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, penampilan, metode studi mandiri,
pembelajaran terprogram, latihan sesama temen, simulasi karyawisata, induksi,
deduksi, simulasi, studi kasus, pemecahan masalah, insiden, seminar, bermain
peran, proyek, praktikum dan lain-lain, masing metode ini memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Pada bagian ini akan dijelaskan
bagaimana memilih strategi pembelajaran dan penerapannya. Kadang-kadang dalam
proses pembelajaran guru kaku dengan mempergunakan satu atau dua metode, dan
menterjemahkan metode itu secara sempit dan menerapkan metode di kelas dengan
metode yang pernah ia baca, metode pembelajaran merupakan cara untuk
menyampaikan, menyajikan, memberi latihan, dan memberi contoh pelajaran kepada
siswa, dengan demikian metode dapat di kembangkan dari pengalaman, seseorang
guru yang berpengalaman dia dapat menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa
mudah menyerapkan materi yang disampaikan oleh guru secara sempurna dengan
mempergunakan metode yang dikembangkan dengan dasar pengalamannya, metodemetode
dapat dipergunakan secara variatif, dalam arti kata kita tidak
boleh monoton dalam suatu metode.
Dalam proses belajar mengajar guru
dihadapkan untuk memilih metode-metode dari sekian banyak metode yang telah
ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran, oleh karena itu seorang guru harus tepat dan selektif
dalam memilih startegi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat dengan mudah
dicapai.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
MENENTUKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
Pada saat tiba waktunya periode
perencanaan, seorang guru menyusun sejumlah pendekatan yang mungkin dapat
digunakannya dalam menciptakan unit pembelajaran mengenai suatu topik.
Kemudian, guru tersebut harus memutuskan berapa banyak hari yang ia butuhkan
untuk menyampaikan topik tersebut. Apakah kemudian ia akan menggunakan satu
atau semua pendekatan yang telah ia pertimbangkan sebelumnya, lalu, pendekatan
mana yang pertama kali ia gunakan, dan bagaimana ia akan menggabungkan
pendekatan-pendekatan yang dipilihnya tersebut.
“Strategi” secara keseluruhan, meliputi
metode, prosedur, dan teknik yang digunakan oleh guru untuk mempresentasikan
mata pelajaran kepada murid-muridnya, dan untuk memberikan hasil yang efektif.
Sebuah strategi pengajaran biasanya terdiri atas sejumlah prosedur atau
sejumlah teknik mengajar.
Banyak yang tidak paham dengan perbedaan anatara strategi,
model,pendekatan, metode, dan teknik. Nah berikut ini ulasan singkat tentang
perbedaan istilah tersebut. Model
pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikansecara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran
terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran. Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang
digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa
metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat
dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa
metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Dari
metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di
kelas saat pembelajaran berlangsung.
Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai
teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajarantersebut dinamakan model pembelajaran.
Sebagai ilustrasi, saat ini banyak remaja putri menggunakan
model celana Jablai yang terinspirasi dari lagu dangdut dan film Jablai.
Sebagai sebuah model, celana jablai berbeda dengan celana model lain meskipun
dibuat berdasarkan pendekatan, metode, dan teknik yang sama. Perbedaan tersebut
terletak pada sajian, bentuk, warna, dan disainnya. Kembali ke pembelajaran, guru
dapat berkreasi dengan berbagai model pembelajaran yang khas secara menarik,
menyenangkan, dan bermanfaat bagi siswa. Model guru tersebut dapat pula berbeda
dengan model guru di sekolah lain meskipun dalam persepsi pendekatan dan metode
yang sama. Oleh
karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi yang di
dalamnya terdapat pendekatan, model, dan teknik secara spesifik.
SUMBER-SUMBER STRATEGI PEMBELAJARAN
Sasaran/ Tujuan Pembelajaran sebagai
Sumber Strategi Pembelajaran
Pilihan strategi pembelajaran terbatas pada sasaran
pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Terkadang, strategi pembelajaran
sudah terlihat jelas. Tak ada alternatif praktis, pada intinya, “sasaran pembelajaran
adalah strategi pembelajaran itu sendiri”. Contohnya saja, bila sasaran
pembelajaran menyatakan: murid akan melakukan lompat tinggi. Maka, murid
akan bisa lompat tinggi dengan melakukannya.
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi
guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi
pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada
akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut
dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan
pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan
dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran
tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang
harus digunakan guru. Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan
tujuan pembelajaran agar siswa dapat mendemontrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar. Dalam hal ini metode yang dapat membantu siswa-siswa
mencapai tujuan adalah metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk,
aba-aba dan dilaksanakan di lapangan, kemudian metode demonstrasi, siswa-siswa
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar, selanjutnya dapat
digunakan metode pembagian tugas, siswa-siswa kita tugasi, bagaimana menjadi
keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas mereka, dan bagaimana mereka dapat
bekerjasama dan menendang bola. Dalam contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada
tingkat kognitif dan psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan
Afektif, tentang bagaimana kemampuan mereka dalam bekerjasama dalam bermain
bola dari metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada setiap individu.
Mata Pelajaran sebagai Sumber
Strategi Pembelajaran
Mata pelajaran dapat menyediakan sumber strategi
pembelajaran. Guru harus membidik tepat ke mata pelajaran itu dan memutuskan
fakta prinsip, pemahaman, tindakan, apresiasi, dan keterampilan apa yang harus
dikuasai oleh para peserta didik. Sementara beberapa bidang pelajaran memiliki
reputasi sebagai mata pelajaran yang sulit dipelajari—contohnya saja:
kalkulus, kimia, dan fisika—beberapa bidang pelajaran lainnya jauh lebih sulit
untuk diajarkan. Seperti halnya pelajaran moral, contohnya saja bila
seorang pendidik berusaha mengajarkan anak didik untuk tidak mencontek. Maka,
metode apa yang paling efektif untuk menanamkan sikap tidak menyukai tindakan
mencontek?
Mengajar tentang suatu mata pelajaran berbeda dari mengajar
suatu mata pelajaran yang merupakan pendekatan yang harus dihindari oleh
guru berpengalaman. Pada ranah afektif, mudah sekali untuk terjebak dalam
situasi di mana guru mengajar mengenai hasil yang diharapkan. Contohnya saja,
murid sering membaca mengenai demokrasi sebagai pandangan hidup bangsa, namun
murid sendiri tidak diberi kesempatan untuk menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari, setidaknya dalam lingkup sekolah.
Siswa sebagai Sumber Strategi
Strategi
pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Guru yang meremehkan kemampuan
peserta didik dan berbicara dengan nada menyepelekan mereka atau sebaliknya,
terlalu melebih-lebihkan kecerdasan peserta didik dan terlalu memuji-muji
mereka, bukanlah guru yang menggunakan pendekatan murid sebagai sumber strategi
pengajaran.
Siswa dapat berpartisipasi dalam
perencanaan pengajaran secara efektif dengan cara: (1) turut menentukan pilihan
di antara topik-topik yang sama-sama dapat dibahas; (2) membantu
mengidentifikasi sasaran pengajaran; (3) memberikan masukan mengenai strategi
pengajaran yang sesuai; (4) dapat memilih tugas, dikerjakan secara individu
atau secara berkelompok; (5) memilih materi pelajaran; (6) menentukan struktur
kegiatan belajar mengajar.
Masyarakat sebagai Sumber Strategi
Keinginan orangtua, tipe lingkungan masyarakat, tradisi, dan
kesepakatan, kesemuanya itu memegang peranan dalam menentukan strategi
pengajaran ruang kelas.
Usaha-usaha masyarakat untuk menyunting
materi dan metode yang digunakan sering terjadi di beberapa wilayah. Meskipun
pihak pendidik mungkin mendapatkan kesulitan dari masyarakat karena pilihan
masyarakat atas teknik dan muatan pelajaran di sekolah, para pendidik semestinya
tidak mengabaikan tindakan masyarakat itu. Karena bagaimanapun juga,
pihak-pihak yang berkepentingan diharapkan untuk melibatkan anggota masyarakat
dalam proses pengembangan kurikulum. Belajar mengenai kebutuhan masyarakat,
keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya mungkin perlu dilakukan sebelum seorang
guru bisa memperoleh dukungan dari masyarakat dalam menggunakan teknik yang ia
yakini merupakan teknik yang paling efektif. Opini masyarakat mengenai sekolah
dan kurikulumnya dapat dikumpulkan melalui komite penasihat, kelompok relawan
dari pihak orangtua, persatuan orangtua-guru (sekolah), dan kelompok
masyarakat.
Guru sebagai
Sumber Strategi
Strategi
pengajaran harus sesuai dengan (1) gaya mengajar masing-masing guru, dan (2)
model (model-model) pengajaran yang digunakan oleh guru. Guru harus
menganalisis gaya mengajar tertentu yang mereka gunakan dan guru juga harus
menganalisis model pengajaran yang menurut mereka paling cocok untuk gaya
mengajar mereka tersebut. Guru harus mencari tahu bagaimana memperluas
perbendaharaan mereka dengan cara mengembangkan lebih dari satu model mengajar.
Acuan dalam
Memilih Strategi Pembelajaran
Terdapat acuan
untuk membantu guru dalam memilih strategi pembelajaran, yang menunjukkan bahwa
suatu strategi harus tepat bagi:
- peserta didik. Strategi pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan minat murid serta harus sesuai dengan gaya belajar mereka.
- guru. Strategi pengajaran harus bisa berhasil baik bagi masing-masing guru.
- materi pelajaran. Contohnya: bantuan napas buatan, lebih efektif bila dipelajari dengan ditunjukkan caranya dan melatihnya daripada hanya diberi teori saja.
- waktu yang disediakan. Contohnya: sebuah eksperimen ilmiah yang membutuhkan waktu beberapa hari tidaklah mungkin dilakukan bila tidak diberikan waktu yang cukup untuk itu.
- sumber yang disediakan. Materi referensi mesti tersedia bila murid diwajibkan untuk menyelesaikan proyek riset yang mengharuskan mereka untuk menggunakan materi referensi tersebut.
- fasilitas. Contohnya: dengan membagi-bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mengadakan diskusi, mungkin tidak akan praktis bila ruangan yang tersedia kecil ukurannya.
- sasaran pengajaran. Strategi pengajaran harus dipilih untuk memenuhi sasaran pengajaran.
B.
GAYA/CARA MENGAJAR
Gaya mengajar adalah serangkaian
karakter pribadi dan pembawaan yang jelas-jelas mengidentifikasi seorang
individu sebagai seorang guru yang unik. Guru, baik secara sadar maupun tidak,
mengadopsi gaya mengajar tertentu. Guru sebagai orang yang suka membantu, suka
mendisiplinkan, aktor, teman, sosok ayah atau ibu, otokrat, seniman, kakak,
orang yang menjelaskan dengan terperinci, merupakan contoh-contoh dari gaya
guru mengajar. Barbara Bree Fischer dan Louis Fischer (1979, dalam Oliva, 1992:
409) mendefinisikan gaya mengajar sebagai: sifat yang meresap dalam perilaku
seorang individu, sifat yang terus-menerus bertahan walaupun muatannya
mungkin berbeda.
Fischer dan
Fischer mengidentifikasi beberapa gaya mengajar, antara lain:
Orientasi pada
Tugas.
Perancang
Kooperatif.
Terpusat pada Peserta Didik.
Terpusat pada Mata Pelajaran.
Terpusat pada Pembelajaran.
Hal yang Menarik secara Emosional
dan Hambatannya.
C.
GAYA BELAJAR
Gaya mengajar guru berkaitan erat
dengan gaya belajar murid. Beberapa murid memiliki karakteristik: rajin,
pekerja keras, memiliki kemauan untuk mulai belajar sendiri lebih dulu, lambat
tapi tekun, berprestasi tinggi, skeptis, dan lain-lain. Dari karakteristik
tersebut, masing-masing murid memiliki gaya pembelajaran yang berbeda satu sama
lain sebagaimana halnya masing-masing guru yang memiliki gaya mengajar yang
berbeda-beda. Guru harus menyadari bahwa gaya mengajar mereka dapat memberikan
pengaruh yang kuat terhadap prestasi murid dan bahwa gaya mengajar guru
seringkali bertentangan dengan tujuan murid itu sendiri. Untuk itu, diperlukan
perubahan dan gaya mengajar guru.
Gaya mengajar guru bukanlah sesuatu
yang begitu saja berubah dengan mudah. Gaya mengajar guru dapat diubah melalui
berbagai proses kemauan untuk belajar, pelatihan yang sesuai,
konseling/bimbingan, atau terapi.
Murid sendiri selama proses bersekolah
akan belajar bagaimana berinteraksi dengan banyak murid lainnya yang memiliki
karakter berbeda-beda dan gaya belajar yang berbeda pula. Meskipun beberapa
murid memilih gaya belajar yang santai, tidak terstruktur, dan informal selama
masa bersekolah, sewaktu lulus mereka akan menghargai guru yang memiliki gaya
mengajar yang berorientasi tugas dan terfokus pada mata pelajaran karena
guru-guru tersebut tetap memegang teguh prinsip mereka tersebut sehingga
membantu murid santai tersebut untuk berhasil di masyarakat setelah mereka
lulus.
D.
MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran
adalah serangkaian perilaku umum yang menekankan pada satu strategi tertentu
atau pada serangkaian strategi. Bruce Joyce dan Marshal Well (dalam Oliva,
1992) mendefinisikan “model pembelajaran” sebagai berikut: model pembelajaran
adalah rencana atau pola yang bisa digunakan untuk membentuk kurikulum (mata
pelajaran jangka panjang), untuk merancang materi pengajaran, dan untuk memberi
acuan pengajaran di dalam ruang kelas dan tempat lain.
E.
PENTINGNYA VARIASI
Keberagaman model pembelajaran merupakan hal penting agar
pengajaran menjadi sukses. Proses belajar mengajar yang menggunakan satu model
pengajaran yang konstan akan membuat murid menjadi bosan dan lelah.
Sementara, suatu model pengajaran juga harus sesuai dengan
gaya mengajar guru maupun sesuai dengan gaya belajar murid. Maka, diharapkan
masing-masing guru di satu sekolah tidak memiliki model pengajaran yang sama.
KECAKAPAN MENGAJAR
Kecakapan mengajar merupakan
kompetensi umum dan spesifik yang penting untuk dirancang dan untuk melakukan
pengajaran.
Kompetensi Umum
Perencanaan pelajaran merupakan sebuah kecakapan umum yang
bersangkutan dengan semua guru pada jenjang apa pun. Kemampuan untuk mengajar
murid untuk mengerjakan pembagian angka berapa pun merupakan contoh dari
kecakapan mengajar secara spesifik. Baik model pengajaran maupun kecakapan
mengajar haruslah cocok dengan gaya mengajar guru. Strategi
pengajaran harus sesuai dengan gaya mengajar, model pengajaran, dan kecakapan
mengajar guru.
Tak masalah kecakapan guru tersebut
merupakan kecakapan umum atau spesifik, guru harus bisa menunjukkan beragam
kecakapan pengajaran yang bisa diadaptasi ke dalam gaya mengajar dan model
pengajaran mereka sendiri. Riset membuktikan bahwa perilaku guru mengungkapkan
bahwa kecakapan mengajar dapat ditiru, dipelajari, dimodifikasi, dan diadopsi.
Gaya mengajar masing-masing guru, model
mengajar yang digunakan guru, dan kecakapan mengajar yang mereka miliki, semuanya
mempengaruhi rencana pengajaran mereka. Contohnya saja, guru memilih
strategi yang sesuai dengan gaya mereka masing-masing. Maka, mereka menggunakan
model yang juga sesuai dan memilih strategi yang dibutuhkan oleh kecakapan
mengajar mereka.
MENGORGANISIR
PEMBELAJARAN
Membuat perencanaan pengajaran terdiri
atas komponen-komponen berikut:
- tujuan
- sasaran
- strategi
- sumber pembelajaran
- teknik evaluasi
Unit Perencanaan
Unit perencanaan yang sering disebut juga dengan “unit
pembelajaran”, “unit mengajar”, atau sekadar “unit saja adalah suatu alat untuk
mengorganisir komponen pengajaran untuk mengajarkan topik atau tema tertentu.
Unit perencanaan ditulis untuk digunakan. Unit perencanaan
merupakan dokumen kuat dan harus digunakan yang sangat membantu, dan diperbanyak,
dikurangi, diperbaiki, dam dibuang bila perlu.
Perencanaan Pelajaran
Perencanaan pembelajaran memetakan
pengajaran sehari-hari. Membuat unit pengajaran merupakan hal penting bagi
perencanaan yang holistik atau secara keseluruhan. Laurence J. Peter (dalam
Oliva, 1992) mengemukakan bahwa “Perencanaan pelajaran adalah sebuah garis
besar yang dipersiapkan untuk mengajar, sehingga, waktu dan materi dapat
dimanfaatkan secara efisien”.
PRESENTASI/PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah merencanakan dan mengorganisir pengajaran, guru
kemudian tiba pada proses mengarahkan pengalaman pembelajaran murid di ruang
kelas. Dari penelitian-penelitian yang diadakan mengenai mengajar efektif,
dapat disimpulkan bahwa murid akan belajar lebih baik bila guru pun
mengharapkan murid untuk belajar, guru fokus pada muatan yang akan diajarkan,
terus memberi tugas pada murid, memberikan latihan cukup, memonitor prestasi
murid, dan memperhatikan keberhasilan murid.
Terbukti bahwa untuk beberapa tipe pembelajaran tertentu dan
untuk beberapa tipe murid tertentu, pengajaran secara langsung terhadap
kelompok secara keseluruhan oleh guru akan lebih efektif daripada strategi lain
dengan kelompok-kelompok kecil. Terbukti juga bahwa teknik “melatih” murid
merupakan teknik yang tepat untuk beberapa tipe pembelajaran dan beberapa tipe
murid. Pendidikan calon guru harus membuat calon guru yang memiliki prospek
untuk mewaspadai cakupan strategi pengajaran yang cukup luas menjadi
memungkinkan dan membantu para calon guru tersebut untuk mengembangkan
kecakapan dalam penggunaan strategi-strategi pengajaran tersebut.
F.
PENGAJARAN INDIVIDUAL versus
PENGAJARAN KELOMPOK
Para pendukung pengajaran individual mengemukakan bahwa
pengajaran seharusnya diarahkan menuju kebutuhan masing-masing individu murid. Strategi
pengajaran terprogram, bekerja sendiri secara individu, belajar mandiri,
tutorial, belajar mandiri yang terpandu, dan pengajaran dengan media komputer,
telah dipraktikkan di sekolah-sekolah.
Sementara, mereka yang mendukung
pengajaran kelompok mengemukakan bahwa, untuk beberapa tujuan tertentu,
mengajar semua kelompok secara keseluruhan jauh lebih efisien dan praktis di
dalam sistem pendidikan massal kita daripada bila menggunakan pengajaran
individual. Konsekuensinya, mengajar kelompok atau subkelompok telah memberikan
efisiensi waktu. Bahkan, penelitian mengenai efektivitas guru mendukung
pendekatan mengajar kelompok.
Video
Interaktif
Pengajaran terbaru dalam
individualisasi adalah video interaktif, yang dikembangkan melalui teknologi
pengajaran dengan media komputer dan digabungkan dengan teknologi presentasi
video. Gary W. Orwig dan Donna J. Baumbach (dalam Oliva: 1992: 429)
mengemukakan bahwa “Video interaktif adalah sebuah pesan video yang
dikendalikan oleh program komputer”.
Sementara video presentasi yang sejenis
dengan video interaktif menempatkan peserta didik dalam peran pasif, maka video
interaktif bisa membuat murid untuk memegang peran aktif dengan merespon
presentasinya. Orwig dan Baumbach menggambarkan tiga level video interaktif,
sekalipun level pertamanya tidak menggunakan media komputer: (1) alat pemutar video
disc tanpa komputer, membuat murid tidak bisa berinteraksi; (2) alat
pemutar video disc dengan komputer internal; dan (3) alat pemutar video
disc yang dikendalikan leh komputer desktop eksternal, yang dapat
membuat proses interaksi berjalan baik. Orwig dan Baumbach menyatakan bahwa
video interaktif merupakan media pengajaran yang kuat, dan video interaktif
tersebut memiliki potensi untuk mengubah cara belajar masyarakat.
Pembelajaran kooperatif
Menurut Robert E. Slavin (dalam Oliva,
1992: 429), pembelajaran ko-operatif merupakan bentuk organisasi ruang kelas di
mana murid belajar dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu murid lainnya
mempelajari materi akademis.
Pembelajaran kelompok menekankan aspek
positif dari murid untuk bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.
Dengan pembelajaran kelompok, masing-masing murid memiliki tanggung jawab
terhadap kelompok mereka demi kemajuan kelompok mereka sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Memilih strategi pengajaran merupakan
salah satu langkah terakhir dalam merencanakan pengajaran. Strategi pengajaran
berasal dari sejumlah sumber, termasuk sasaran pengajaran, mata pelajaran,
murid, masyarakat, dan guru.
Guru memiliki beragam variasi dalam
gaya, model, dan keahlian mengajar mereka. Gaya mengajar berarti sifat unik
masing-masing guru yang dikembangkan selama bertahun-tahun untuk membedakan
dirinya sendiri dari guru lainnya.
Model pengajaran merupakan peran
umum—pola dari suatu metode—seperti misalnya: guru sebagai pemimpin diskusi,
pengajar televisi, atau informan bahasa asing. Metode Sokrates dengan
menstimulasi pemikiran seseorang, pada akhirnya mempengaruhi pemilihan model
yang menggunakan model pengajaran (peran guru sebagai seorang pengkhotbah)
maupun metode (guru yang menyampaikan khotbah).
Kecakapan mengajar merupakan kompetensi
umum dan spesifik yang penting untuk dirancang dan untuk melakukan pengajaran.
Perencanaan pelajaran merupakan sebuah kecakapan umum yang bersangkutan dengan
semua guru pada jenjang apa pun. Kemampuan untuk mengajar murid untuk
mengerjakan pembagian angka berapa pun merupakan contoh dari kecakapan mengajar
secara spesifik. Baik model pengajaran maupun kecakapan mengajar haruslah cocok
dengan gaya mengajar guru. Strategi pengajaran harus sesuai dengan gaya
mengajar, model pengajaran, dan kecakapan mengajar guru.
Strategi pengajaran, gaya mengajar, dan
kecakapan mengajar semuanya dipilih, diadopsi, dan diimplementasikan untuk
memenuhi tujuan dan sasaran pengajaran hingga berhasil baik. Tujuan akhir dari
semua strategi, gaya mengajar, model pengajaran, dan kecakapan mengajar adalah
untuk membantu perkembangan prestasi siswa.
Komponen pengajaran yang beragam
haruslah diorganisir menjadi—di antara tipe-tipe perencanaan lainnya—unit
jangka pendek dan perencanaan pelajaran harian. Meskipun guru dapat merancang
format unit perencanaan dan perencanaan pelajaran mereka sendiri, guru
disarankan untuk menggunakan garis besar umum tentang unit perencanaan dan
perencanaan pelajaran. Sewaktu guru sudah memiliki pengalaman banyak, kurangnya
detail daalam perencanaan bukanlah perkara besar. Bagaimanapun juga, beberapa
perencanaan merupakan hal yang penting untuk disusun.
Terdapat strategi baru dalam presentasi/penyampaian pengajaran
yang disebut dengan “sistem penyampaian”. Teknologi video interaktif melengkapi
pendekatan baru dalam pengajaran individual: pembelajaran ko-operatif merupakan
variasi/ragam terbaru dari pengajaran kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Oliva, Peter F. 1992. Developing
the Curriculum: Third Edition. United States of America: HarperCollins
Publishers
Cuban, L. (1991). Curriculum
Stability and Change. Dalam Handbook of Research on Curriculum. New York :
Macmillan Publishing Co.
DAFTAR ISI
|
Halaman
|
|
Halaman Judul
|
i
|
|
Lembar Pengesahan
|
Ii
|
|
Kata Pengantar
|
Iii
|
|
Daftar Isi
|
iv
|
|
BAB I
|
PENDAHULUAN
|
1
|
|
A. Latar Belakang
…….....................................................
|
1
|
|
|
|
|
|
|
BAB II
|
PEMBAHASAN
|
2
|
|
A. Menentukan Strategi Pembelajaran ……..................
|
2
|
|
B. Gaya Mengajar
..........................................................
|
6
|
|
C. Gaya Belajar …….....................................................
|
7
|
|
D. Model Pembelajaran ……..........................................
|
8
|
|
E.
Pentingnya Variasi….. ..............................................
|
8
|
|
F.
Pengajaran Individual versus Kelompok ……………
|
10
|
|
A.
|
|
|
B.
|
|
BAB III
|
PENUTUP
|
12
|
|
A.
Kesimpulan
……......................................................
|
12
|
|
|
|
Daftar Pustaka
|
14
|
![]() |
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
selalu dipanjatkan kehadirat Allah Swt. berkat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul ”Memilihan dan Menerapan Strategi Pembelajaran”. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
yang telah membawa peradaban umat manusia ini dari zaman kegelapan sampai
kepada zaman yang terang benderang yang penuh dengan nur ilahiyah ini.
Penulis menyadari
bahwa dalam makalah ini jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun penulis tunggu untuk perbaikan penulisan yang akan
datang.
Selanjutnya dengan
selesainya pembuatan makalah ini, Penulis juga memberikan penghargaan yang
setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk selesainya
makalah ini, dan juga kepada kepala
sekolah, dan seluruh rekan –
rekan guru yang memberikan saran, dan masukan saya ucapkan
banyak terima kasih.
Akhirnya, Penulis
ucapkan semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan para tenaga
pendidik pada umumnya. Amin.
Kandangan,
Februari 2017
Penulis,
Budi Rahman
![]() |

MAKALAH
MEMILIHAN
DAN MENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
![]() |
Disusun oleh :
BUDI RAHMAN, M.Pd
NIP 19820426
20060 1 011
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KANDANGAN
SDN KANDANGAN KOTA 2
FEBBRUARI 2017
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar