BAB I
PENDAHULUAN.
A.
Latar Belakang
Proses pembelajaran di sekolah selama
ini selalu menempatkan siswa sebagai objek yang harus diisi oleh sejumlah ragam
informasi dan sejumlah bahan-bahan ajar setumpuklainnya. Terjadi komunikasi
hanya satu arah yaitu antara guru ke siswa denganmembelajarkan melalui
pendekatan ekspositori yang merupakan andalan dalam
metodepembelajaran.Interaksi pembelajaran guru-siswa semacam ini sudah
berlangsung lamayang berdampak verbalisme semakin merajalela.Pembelajaran
seperti ini masih bersifatkonvensional karena keterlibatan guru dengan siswa
dalam suatu ruang kelas dalambentuk tatap muka langsung sesuatu yang amat
penting. Hingga Mochtar Buchori (2000)telah mengkritik kondisi pendidikan di
Indonesia yang telah merampas kreativitas dandaya tarik siswa, sekolah
cenderung kurang terarah dikarenakan kurikulum yang tidakserasi, malahan
sekolah cenderung bersifat menunggu perkembangan.
Seiring dengan perkembangan teknologi
terutama kemajuan teknologi komunikasiyang menyebabkan sistim penyampaian
materi pelajaran dapat dilakukan tanpa harustatap muka antara guru dengan
siswa, akan tetapi bentuk belajar yang terpisah antara gurudengan siswa tetapi
dilakukan bersamaan, itulah pembelajaran jarak jauh (distancelearning), seperti
tutorial computer based, teleconfrence, correspondence cources, webased
training dan e-learning.Perkembangan teknologi pembelajaran seperti ini
memunculkan pembelajaranberbasis komputer, yang menyajikan kemasan bahan
pembelajaran dalam bentukhypermedia dan tidak terkecuali pembelajaran melalui
internet seperti electronic mail.Kondisi ini dalam pembelajaran sangat
menguntungkan terutama peserta didik akanterangsang untuk belajar, terjadi
keaktipan belajar siswa, malahan siswa akan belajarlebih kreatif karena sumber
belajar sangat bervariasi.
Perkembangan teknologi komputer yang
semakin canggih dimungkinkan untuk didesain dan dikembangkan seperangkat
program pembelajaran untuk siswa sekolah dasar.Pengembangan tersebut dalam
bentuk media pembelajaran berbasis komputer.Pengembangan media pembelajaran
berbasis komputer sebaiknya melibatkan pengembang instruksioal, yaitu ahli
media dan ahli materi. Disamping itu pengembangan media PBK harus memperhatikan
karateristik anak usia SD, melipusti aspek psikologis dan sosiologi anak SD.
Komponen yang perlu diperhatikan dalam pengembangan PBK antara lain; bahan
penarik perhatian, penyamapaian standar kompetensi, tes prasyarat, prates,
uraian materi, latihan ilustrasi/grafis, latihan, penjelasan atau rambu-rambu
jawaban latihan, rangkuman, tes akhir, balikan. sementara prosedur pengambangan
PBK meliputi; 1) perencanaan awal, 2) menyiapkan materi pelajaran SD untuk
program PBK, 3) mendesain program pembelajaran berbasis computer.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam
makalah ini adalah apa saja kemasan dan media pembelajaran melalui
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang bisa diterapkan dalam
pembelajaran di kelas oleh guru sekolah dasar.
C.
Tujuan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menggambarkan
dan mengupas apa – apa saja kemasan dan media pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi yang digunakan di sekolah dasar, sehingga khususnya para
guru SD dan umunnya para pengembang pendidikan dapat mengetahui dengan jelas
dan memanfaatkannya dalam proses pembelajaran di sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kemasan Bahan Belajar melalui
Teknologi Informasi.
Secara singkat, bahan belajar dapat
diterjemahkan sebagai seperangkat materialyang digunakan oleh seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar. Hamalik (1995)menempatkan bahan belajar sebagai
bagian dari unsur-unsur dinamis dalam prosesbelajar disamping motivasi siswa,
alat bantu belajar, suasana belajar dan kondisi subjekbelajar.Bahan belajar
menurut Hamalik, merupakan unsur belajar yang pentingdiperhatikan oleh guru.
Melalui bahan tersebut, siswa dapat mempelajari hal-hal yangdiperlukan dalam
upaya mencapai tujuan belajar.Untuk itu, penentuan bahan belajarharus sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai apakah berupa pengetahuan,keterampilan, sikap
atau pengalaman lainnya. Pada proses pembelajaran di sekolah,bahan-bahan
belajar ini biasanya sudah digariskan dalam GBBP atau silabus.
1.
Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Istilah TI (Teknologi Informasi) lahir
pada abad ke duapuluh yang diawali denganterbentuknya masyarakat
informasi.Istilah TI yang menggunakan kata informasi, padadasarnya sangat
berkaitan dengan istilah TK (Teknologi Komunikasi) yang dikenal lebihdulu.Kita
melihat ada teknologi komunikasi yang berfungsi untuk menyalurkaninformasi, ada
teknologi komunikasi yang berfungsi sebagai pengolah informasi dan adajuga
teknologi komunikasi yang berfungsi sebgai penyimpan dan pengolah
informasi.Fungsinya yang terakhir inilah menyebabkan kemudian ada orang yang
menyebutkanteknologi komunikasi sebgai teknologi informasi.
Menurut Richard Weiner dalam Webster,s
New World Dictionary andCommunications disebutkaaan bahwa teknologi
informasi adalah pemrosesan,pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi
komputer dan telekomunikasi.Teknologi informasi lebih kepada pengerjaan
terhadap data.TI menitikberatkanperhatiannya kepada bagaimana data diolah dan
diproses dengan menggunakan computer dan telekomunikasi.
Dengan demikian semakin jelas bahwa
kelahiran istilah TI didasari perkembanganteknologi pengolahan data.Bila
teknologi komunikasi merupakan alat untuk menambahkemampuan orang
berkomunikasi, maka teknologi informasi adalah pengerjaan data olehkomputer dan
telekomunikasi.
Pemisahan istilah ini secara moderat
ditunjukkan oleh organisasi sarjana komunikasiinternasional (International
Communication Associaton) yang mengelompokan sarjanakomunikasi yang menekuni
bidang teknologi komunikasi dalam divisi “ Communicationand Technology”,
sedangkan sarjana komunikasi yang menekuni teknologi informasidikelompokkan
kedalam divisi “Sistem Informasi”. (Abrar, 2001).Dalam konteks yang lebih luas,
teknologi informasi merangkum semua aspek yangberhubungan dengan mesin
(komputer dan telekomunikasi). Berkaitan dengan aspekkemasan (package), maka
informasi yang diolah dan disampaikan oleh komputer untukkepentingan belajar
inilah yang dikemas melalui sebuah proses pengemasan.
2.
Pengembangan Bahan Pembelajaran
Bahan ajar atau learning materials
merupakan bahan pembelajaran yang secaralangsung digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.Dengan demikian, bahan ajar yanglazimnya berisikan tentang semua
cakupan materi dari semua mata pelajaran.Bahannyasendiri merupakan media atau
sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesanpembelajaran, bisa berupa
pesan visual, audio maupun pesan audio visual.Secara umummedia dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan, dapat dikatagorikan menjadi dua,yaitu bahan ajar yang
tercetak (printed materials) dan bahan ajar yang tidak tercetak (nonprinted
materials).
Dalam hal ini, bahan ajar dapat
dikembangkan sebagai bahan ajar yang diproyeksikansebagai bahan ajar kategori
pertama (printed materials), walaupun bahan belajar itu akandikembangkan
sebagai bahan belajar ditransfer untuk kepentingan pembelajaran melaluiinternet
atau e-learning. Bahan ajar termasuk pada kategori instrumental input,
yangberperan sebagai penopang dan merupakan sub sistem bagi implementasi
kegiatanpembelajaran. Bahan ajar ini tidak hanya digunakan sebagai pedoman guru
dalammengajar, akan tetapi harus dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran
siswa secaraindividual. Siswa dalam hal ini dapat mempelajari tujuan
pembelajaran, materi pelajaran,dan menilai ketercapaian atau keberhasilan
kegiatan pembelajaran yang telahdilaksanakan.Bahan ajar yang dikembangkan harus
sesuai dengan kurikulum suatu mata pelajaran,digunakan sebagai sumber utama
pembelajaran seperti buku teks, ataupun bahan ajaryang sifatnya penunjang untuk
kepentingan pengayaan atau bahan ajar yang berkatagorisuplemen
(penunjang).Bahan ajar sebagai sumber utama, siswa tidak perlu bersusahpayah
untuk mencari sumber lain, mereka cukup mempelajari bahan ajar utama
denganteliti. Penggunaan bahan ajar berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
bisa dibagikedalam dua kategori, yaitu katagori bahan ajar yang digunakan dalam
KBM denganbimbingan lansung dari guru, seperti penggunaan buku teks sebagai
bahan tatap muka.Kedua, bahan ajar yang digunakan siswa untuk belajar
mandiri(individual study) tanpabantuan guru, misalkan penggunaan modul atau
bahan ajar lainnya yang dirancang secarakhusus seperi BBM (Bahan Belajar
Mandiri).
Bahan pembelajaran dapat dikatagorikan
menjadi dua kelompok, yaitu kelompokbahan tercetak dan kelompok ban non
cetak.Yang termasuk bahan tercetak antara lainberupa buku, modul, paket
berprograma, komik, cergam, poster, dan leaflet, sedangkanyang termasuk pada
bahan ajar non cetak seperti: kaset audio, kaset video, vcd dan
film.Karakteristik bahan pembelajaran cetak adalah: 1) Bahan ajar yang
ditujukan untukkepentingan kurikuler, instruksional, dan pengembangan ilmu, 2)
Bahan ajar jugamengakomodasikan sumber-sumber daya (potensi) daerah tanpa
mengabaikan pointerdahulu, 3) Bahan ajar yang mengoptimalkan pembelajaran
mandiri, khususnya siswa,4) Bahanajar dapat memberikan pengayaan, khususnya
bagi kegiatan belajar siswa,melalui pemberian tugas, dan rujukan sumber lain
yang disarankan, dan 5) Bahan ajaryang dikembangkan adalah baghan ajar yang
pembaca utamanya siswa.
B.
Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
a..
Persiapan
Untuk menyusun suatu bahan ajar ada
beberapa hal yang perlu disiapkan, khususnyayang berkaitan dengan
kurikulum/GBPP, materi bahan ajar, dan sumber-sumber lainyang sekiranya akan
diperlukan dalam penulisan bahan ajar, seperti: photo, gambar,bagan, atau yang
lainnya.
Langkah pertama yang perlu disiapkan dan
dipelajari tatkala akan menyusun bahanajar adalah kurikulum/GBPP dari suatu
bidang studi/mata pelajaran yang akan disusunbahan ajarnya. Kurikulum digunakan
sebagai acuan, baik yang berkaitan dengan tujuanmata pelajaran, tujuan setiap
topik (TPU), struktur materi bahan ajar, rancanganstrategi/metode, dan
pengembangan untuk kegiatan evaluasi.Setelah kurikulum/GBPP di atas dipahami,
langkah selanjutnya adalah mempelajaristruktur materi dari bahan ajar yang
dikembangkan, yakni terkait dengan scope dan
sequence.
Kedua hal ini harus dikembangkan sedemikian rupa dengan
memperhatikanaspek-aspek metodologis dan psikologis anak didik.Langkah terakhir
pada tahap persiapan ini adalah mengumpulkan berbagai sumber yangdiperlukan,
baik yang terkait dengan buku-buku, jurnal, makalah, dan bahan-bahan lainyang
akan digunakan sebagai pelengkap bagi penulisan bahan ajar selanjutnya.
b.
Penulisan Draft Bahan Ajar
Setelah bahan ajar disusun dan
dikembangkan dengan menggunakan model tertentu,tahapan selanjutnya adalah
diskusi isi draft bahan ajar. Diskusi dapat dilakukan melaluifokus group
discussion (FGD) dalam KKG maupun MGMP dengan melibatkan beberapaahli terkait,
yaitu: ahli materi, ahli bahasa, dan ahli kurikulum. Bahan ajar yang telahdidiskusikan
dan telah mendapat berbagai masukan dari para ahli, kemudian direvisisesuai
dengan masukan yang ada.
c.
Penyelesaian
Tahapan akhir dari kajian draft bahan
ajar, adalah memperhatikan aspek kebahasaan,keterbacaan (readibility study),
kosa kata yang digunakan termasuk tingkat kesulitanbahasa dikaitkan dengan
pengguna utama (target audience).Kemudian kelengkapanbahan penunjang lainnya
seperti gambar, tabel, dsb.
C.
Pengemasan Bahan Pembelajaran
Secara leksikal, kata “kemasan”
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “package”yang berarti “bungkus”, “pak”
atau “paket”. Sedangkan kata”pengemasan” merupakanterjemahan dari kata
“packaging” yang berarti mengepak atau membungkus. Dengandemikian kemasan dapat
diartikan sebagai produk yang dihasilkan oleh kegiatan atauproses pengemasan
yaitu proses desain dan pembuatan kemasan untuk barang eceran.Pengemasan
diterapkan sama untuk semua produk konsumsi dan produk industrial.Ada dua
alasan utama yang berkaitan dengan fungsi kemasan, yang pertama adalahadanya
suatu peradaban yang lebih kompleks dan standar kehidupan yang lebih tinggiyang
menjadikan sebuah produk perlu untuk memiliki kemasan yang lebih rapih
dalampengertian fungsional.Yang kedua, kemasan menjadi suatu bagian penting
dari prosespenjualan atau pendistribusian berkaitan dengan minat pengguna untuk
membeli ataumenggunakan produk tersebut.
Sebuah kemasan yang baik tidak akan
menjual apapun jika konsep pengemasannyatidak tepat walaupun tidak berarti
menjual produk yang buruk. Sedangkan sebuahkemasan yang buruk bisa memberikan
citra yang jelek terhadap suatu produk yang sangatbaik, bagaimanapun baiknya
pemikiran dan konsep pengemasannya. Jika pengemasanakan digunakan semaksimal
mungkin dalam proses pemasaran, kemasan harus langsungmenampilkan sejumlah
fungsi vital, kemasan harus melindungi produk dan menjaganyatetap dalam kondisi
yang baik, memberi kesan mudah difungsikan, mudah didistribusikansecara
ekonomis, efektif biayanya dan memiliki daya jual.
Berdasarkan konsep kemasan dan
pengemasan di atas, maka dapat dipahami bahwaaspek kemasan merupakan bagian
dari proses perancangan (desain) yang berkaitandengan fungsi dan
penampilansebuah produk. Adapun produk yang dimaksud adalahbahan belajar
melalui teknologi informasi.Dengan demikian bahan belajar (produk) yangdimaksud
harus memenuhi persyaratan terlindungi dan terjaga dalam kondisi yang
baik,memberi kesan mudah difungsikan, mudah didistribusikan secara ekonomis,
efektifbiayanya dan memiliki daya jual.
D.
Kawasan Teknologi Pembelajaran
Berbagai pendekatan dapat digunakan oleh
seorang perancang kemasan bahanbelajar, salah satunya adalah dengan menggunakan
kawasan teknologi pembelajaran.Dalam kawasan teknologi pembelajaran terdapat
lima kawasan yang didasarinya, dimanapara peneliti dapat berkonsentrasi pada
satu bidang kawasan. Walaupun demikian karenahubungan ini bersifat sinergistik,
maka peneliti dapat memfokuskan diri pada satukawasan atau cakupan dalam
kawasan tertentu dan menarik manfaat teori dan praktik darikawasan yang
lainnya.(Seels, 1994).
Kawasan –kawasan yang dimaksud adalah
kawasan desain, kawasan pengembangan,kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan
dan kawasan penilaian. Hubungan darimasing-masing kawasan dengan kawasan
teknologi pembelajaran sebagai kawasan utamadapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut:
E. Karateristik anak usia SD
Pandangan tentang hakikat peserta didik telah banyak dikemukakan
oleh para ahli baik dari segi psikologis, pedagogies, maupun
filosofis-antropologis. Tokoh pendidikan yang menganut paham empirisme dari
Inggris John Lock mempunyai pandangan bahwa anak itu lahir sebagai tabula rasa
(kertas putih) dan lingkunganlah yang akan menulisi kertas putih itu. Sejalan
dengan pandangan ini para penganut behaviorisme seperti Pavlov, B.F. Skinner,
dkk berpandangan bahwa anak belajar secara pasif merespon stimulus dan atau reinforcement
dari lingkungan atau manusia di dalam lingkungan yang telah
dikondisikan.Sebaliknya, penganut nativisme berpendapat bahwa anak itu pada
dasarnya telah memiliki pembawaan secara kodrati dari kelahiran yang tidak
dapat dirubah/ oleh pengaruh lingkungan atau pendidikan. Pandangan berikutnya
adalah dari kaum interactionsit, yang berpendapat bahwa anak itu seagai
kertas putih yang dapat ditulisi oleh lingkungannya dan memiliki pembawaan,
keduanya saling mempengaruhi satu sama lainnya dalam menentukan kepribadian
anak. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Jean Piaget bahwa anak itu pada
hakikatnya secara aktif membangun pikirannya sendiri melalui
aktivitas-aktivitas yang berada pada lingkungan fisik dan sosialnya.Pandangan
ini dikenal dengan paham konstrutivisme. (Anning A., 1994; bruce, T.,1987)
ditulis ulang oleh Suharjo, 2006.
Dilihat dari karateristik anak pertumbuhan fisik dan psikologisnya
anak mengalami pertumbuhan jasmaniah maupun kejiwaannya.Pertumbuhan adalah
peralihan tingkah laku atau fungsi kejiwaan dari yang lebih rendah kepada
tingkat yang lebih tinggi.Pertumbuhan dan perkembangan itu berlangsung secara
teratur dan terus menerus kearah kemajuan. Sebagaimana dikemukakan oleh Anggela
Anning (1994) perkembangan dan belajar anak itu sebagai berikut: Pertama; kemampuan
berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dan kongkrit menuju absrtak. Kedua;
Anak harus siap menuju tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh
dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan kognitif yang lebih tinggi,
misalnya membaca permulaan, mengingat angka dan belajar kontroversi.Ketiga; Anak
belajar melalui pengalaman langsung khususnya melalui aktivitas bermain.Keempat;
Anak memerlukan perkembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat
digunakan secara efektif di sekolah.Kelima; Perkembnagan sosial anak
bergerak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan yang
lain. Keenam; Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing
memiliki cara belajar yang unik.
Pandangan diatas menunjukan bahwa perkembangan kemampuan berpikir
anak bergerak secara sekuensial dari berfikir konkrit ke berfikir abstrak. Hal
ini sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh Jean Piaget. Menurut piaget
tahap-tahap perkembangan anak itu secara hierarkis terdiri dari empat tahap,
yaitu tahap sensori motori, tahap pra operasional, tahap operasi konkrit dan
tahap operasi formal. Pada tahap sensori motoris (0-2 tahun) anak tidak/belum
mempunyai konsepsi tentang obyek yang di tatap.Ia hanya dapat mengetahui
hal-hal yang ditangkap dengan inderanya. Selanjutnya pada tahap praoperasional
(2-6/7 tahun) anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas
pada hal-hal yang dapat dijumpai dilingkungannya saja.Baru pada akhir tahun ke
dua anak mulai mengenal simbol/nama.Pada tahap operasi konkrit (6/7-11/12
tahun) anak sudah mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat
menghadapi hal-hal yang abstrak.Dalam tahap ini anak mulai berkurang
egosentrisnya dan lebih sosiosentris (mulai membentuk peer group).
Akhirnya pada tahap operasi formal anak sudah mempunyai pemikiran
yang abstrak pada bentuk-bentuk yang lebih kompleks.Anak sekolah dasar berusia
antara 6 – 7 tahun. Dalam usia tersebut, selain memiliki karateristik seperti
tersebut diatas, anak-anak SD juga memiliki karateristik pertumbuhan kejiwaan
sebagai berikut: 1) pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat. Hal ini sangat
penting perannannya bagi perkembangandasar yang diperlukan sebagai makhluk
individu dan sosial, 2) kehidupan sosialnya diperkaya selain kemampuan dalam
hal kerjasama juga dalam hal bersaing dan kehidupan kelompok sebaya., 3)
semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaaan tertentu juga
semakin bertumbuhnya minat tertentu, 4) kemampuan berpikir masih pada tingkat
persepsional, 5) dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan bersama tidak
membedakan jenis, yang menjadi dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama,
6) mempunyai kesanggupan untuk memahami sebab akibat, 7) ketergantungan pada
orang dewasa semakin berkurang. (tim dosen IKIP malang 1980) .
Memperhatikan karateristik usia anak SD diatas maka sangat
dimungkinkan seorang pengembangan instruksional mendesain seperangkat media
pembelajaran menggunakan teknologi komputer. Dengan menggunakan komputer materi
pelajaran yang masih bersifat abstrak dapat di konkritkan, sehingga anak SD
dapat memahami meteri pelajaran dengan mudah. Contoh lain adalah media
pembeljaran berbasis komputer dapat menghadirkan pengalaman langsung, misalnya
untuk menjelaskan ikan didalam lautan, seorang anak dapat melihat langsung
tanyangan di layer monitor komputer dengan berbagai penjelasan suara dan efek
animasi yang mengesankan seolah anak mengalami langsung kehidupan di dalam
lautan. Atau untuk menjelasakan peristiwa gunung api meletus, seorang
pengembang instruksional dapat membuat animasi gunung berpai meletus. Tentunya
masih banyak contoh lain yang dapat membantu anak SD dalam memahami dan
mempelajarai materi pelajaran dengan mudah dan menyenangkan.
F. Tinjauan pembelajaran berbasis komputer untuk anak SD
Pembelajaran Berbasis Komputer biasanya memiliki karakteristik sebagaimana
yang dimiliki oleh program instructional. Karakteristik utama program instruction
dan PBK, menurut Burke (1982) ada 3 macam yaitu; Small steps, Active
responding, dan Immediately feedback. Karakteristik PBK yang baik
secara rinci memuat komponen-komponen yang memudahkan belajar seperti:
a)
Pertama, Bahan
penarik perhatian, Upaya untuk menarik perhatian siswa dilakukan agar siswa
termotivasi untuk belajar. Bahan penarik perhatian dapat berupak kata, musik
atau suara. Misanya kata “selamat datang adik-adik” yang memposisikan siswa
disapa oleh komputer, penyajian kata juga dapat di animasikan dan deberi
warna-warni sehingga tampak lebih menarik dan disukai oleh anak-anak usia SD.
Dengan teknik penyajian warna-warna, musik, animasi, dan suara yang menyebabkan
anak tertarik untuk belajar lebih lanjut.
b)
Kedua,
penyampaian kompetensi, rumusan tentang kemampuan apa yang harus
dikuasai atau dicapai oleh siswa selama proses belajar menggunakan program PBK
perlu disampaikan kepada siswa, karena dengan mengetahui kompetensi yang akan
di capai oleh siswa diharapkan siswa akan semakin termotivasi untuk belajar.
c)
Ketiga,
Tes prasyarat, jika diperlukan, tes prasyarat berisi tes yang berfungsi
untuk mengukur kecakapan siswa mengenai prasyarat yang harus dipenuhi untuk
dapat mengikuti program instruksional yang dikembangkan. Jika memang tidak
diperlukan maka tes prasyarat tidak perlu di adakan, sebagai contoh seorang
anak SD yang ingin belajar tentang perkalian hendaknya ia di tes terlehih
dahulu tentang penjumlahan, hal tersebut dimaksudkan agar siswa tidak mengalami
kesulitan dalam mempelajarai program PBK.
d)
Keempat,
Prates, Berisi tes untuk mengukur sejauhmana siswa SD menguasai
bidang/materi yang akan dipelajari dengan menggunakan program PBK yang
dikembangkan.
e)
Kelima,
Uraian isi atau materi. pada komponen yang menguraikan tentang keseluruhan
materi yang diajarkan kepada siswa agar mereka mencapai kemampuan atau
kompetensi, penyampaian materi disajikan dengan menggunakan kata-kata yang
komunikatif dan disesuaikan dengan bahasa anak.
f)
Keenam,
Ilustrasi grafis, agar penampilan frame menjadi lebih menarik dan mampu
memunculkan kemauan belajar bagi siswa.
g)
Ketujuh,
Latihan/tugas, Penyusunan soal latihan dikembangkan dari butiran tes yang
dijabarkan dari rumusan tujuan khusus pembelajaran menjadi soal-soal latihan.
Dengan soal-soal latihan siswa /si belajar akan mendapatkan balikan mengenai
pencapaian proses belajarnya.
h)
Kedelapan,
Penjelasan atau rambu-rambu jawaban latihan. Informasi yang diperlukan
pemakai sehubungan dengan kesulitan yang dialaminya dalam menjawab soal-soal.
Penjelasan disini juga melengkapi balikan.
i)
Kesembilan,
Rangkuman, Rangkuman adalah tinjauan kembali (review) tentang apa yang
telah dipelajari siswa. Macam-macam rangkuman meliputi: rangkuman verbal,
rangkuman diagram, rangkuman tabulasi, rangkuman rumpun pohon dan rangkuman
skematik. Beberapa petunjuk dalam menulis rangkuman diantaranya harus ditulis
ringkas dan padat, Memuat ide-ide kunci, Membangun dan mengembangkan isi
pelajaran, Ditampilkan secara mencolok dan memberikan tekanan, Menarik
perhatian untuk dibaca.
j)
Kesepuluh,
Pascates, Berisi soal-soal untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai
kemampuan setelah siswa mengikuti program yang dikembangkan.
k)
Kesebelas,
Kunci jawaban dan balikan, Hal ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui
hasil belajar mereka dengan melihat hasil jawaban yang mereka jawab pada lembar
latihan/soal apakah jawaban mereka salah atau benar, disamping itu juga dalam
balikan harus memberikan informasi mengapa suatu jawaban dikatakan salah atau
benarsehingga siswa dituntun untuk menemukan jawaban yang benar bukan sekedar
mencoba-coba.
G. Media
Pembelajaran Berbasis Computer.
Komputer
merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera
terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.Lebih dari itu, komputer
memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan
kebutuhan.Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan
komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya. Dalam hal ini
Heinich, Molenda, & Russel (1996: 228) mengemukakan bahwa : “…It has ability to control and integrate a wide variety of media –
still pictures, graphics and moving images, as well as printed information. The
computer can also record, analyze, and react to student responses that are
typed on a keyboard or selected with a mouse“.
Saat
ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan
pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai
sarana belajar multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan
rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan.Sajian multimedia berbasis komputer
dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai
sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah
tampilan yang terintegrasi.Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai
unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan
sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi
pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Multimedia
berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan
simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.Misalnya,
penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik
dalam akademi penerbangan dapat berlatih tanpa menghadapi risiko jatuh. Contoh
lain dari penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan multimedia
dalam bentuk animasi yang memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi,
kimia, dan fisika melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium.
Perkembangan
teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa
untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas.Jaringan komputer
berupa internet dan web telah
membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
terkini dalam bidang akademik tertentu.Diskusi dan interaksi keilmuan dapat
terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web di sekolah.
Penggunaan internet
dan web tidak hanya dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap kegiatan akademik siswa tapi juga bagi guru.Internet dan web
dapat memberi kemungkinan bagi guru untuk menggali informasi dan ilmu
pengetahuan dalam mata pelajaran yang menjadi bidang ampuannya. Melalui
penggunaan internet dan web, guru akan
selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada siswa. Hal ini
tentu saja menuntut kemampuan guru itu sendiri untuk selalu giat
mengakses website dalam bidang yang
menjadi keahliannya. Hal ini sejalan dengan definisi Pannen (2003) mengenai
media dan teknologi pembelajaran di sekolah dalam arti luas yang mencakup
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumberdaya manusia (humanware)yang dapat digunakan untuk memperkaya
pengalaman belajar siswa.
Media
dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan
yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual
dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola
bermedia). Beberapa bentuk penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran di SD meliputi:
1. Penggunaan Multimedia
Presentasi.
Multimedia presentasi
digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan
dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50
orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup
besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks,
video, animasi, image, grafik dan sound menjadi
satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar
siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif
maupun kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang
berkembang cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar
dalam kegiatan presentasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer
menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya.
Penggunaan
perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang
dikembangkan oleh Microsoft inc” Corel presentation yang dikembangkan olehCoral inc” hingga
perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkanMacromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis
perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut.
Berbagai
perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia
yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung
oleh perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu
produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital
saat ini adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu audio serta
perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat
disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan dalam berbagai
kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan
besar pada trend metode presentasi saat
ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak
hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam
bentuk Multimediaprojector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat
dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu
diproduksi. Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat
presentasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat
memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal.
Dalam sudut pandang proses
pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode
pernbelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi
dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah
memberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengembangan kegiatan
praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada
teori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi
dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan
pembelajaran. Di antaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan
keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media
presentasi yang berbasis komputer.
CD
interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif
meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua istilah dalam
perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based
Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion
(CAI) .Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi
media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi,
video, teks dan grafis. Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:
§ Model Drill: Model drills
dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan
tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
§ Model Tutorial: Program CBI tutorial dalam merupakan
program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi
pelajaran. Metode Tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran
Berprograma tipe Branching yaitu informasi/mata
pelajaran disajikan dalam unit – unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan.
Respon siswa dianalisis oleh komputer (Diperbandingkan dengan jawaban yang
diintegrasikan oleh penulis program) dan umpan baliknya yang benar diberikan.
(Nana Sudjana & Ahmad Rivai:139). Program ini juga menuntut siswa untuk
mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam
kegiatan pembelajaran.
§ Model Simulasi: Model simulasi dalam CBI pada dasarnya
merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk
pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
§ Model Games: Model permainan ini dikembangkan berdasarkan
atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada
beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembelajaran sering
disebut dengan Instructional Games (Eleanor.L
Criswell, 1989: 20)
Pada umumnya tipe
penyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial”.Tutorial ini membimbing siswa
secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik.Setiap siswa cenderung
memiliki perbedaan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya.Penggunaan
tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan
mengajarkan hardware.Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain dari CD interaktif ini
adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada
guru/instruktur. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri
sesuai dengan keinginannya.
3. Video Pembelajaran.
Selain
CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di
SD. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami
sebuah materi melalui visualisasi.Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti
kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD interaktif di
SD cocok untuk mengajarkan suatu proses. Misalnya cara
penyerbukan pada tumbukan, teknik okulasi, pembelahan sel, proses respirasi dan
lain-lain.
4. Internet
Internet,
singkatan dari interconection and networking,
adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of
computers, that enables people throughout the world to connect with each
other¨. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari
MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus
1962.
Pemanfaatan
internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara
mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as
thinkers”(Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum,
database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah,
biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi
yang diberikanserver-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), government services(.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu),
Siswa
dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya
konsumen informasi saja.Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan
pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling
berkirim e-mail (electronic mail)
untuk mendiskusikan bahan ajar. Selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi
dengan teman sekelasnya.
BAB III
PENUTUP
.
A. KESIMPULAN
Mengembangkan
program pembelajaran berbasis komputer untuk siswa Sekolah dasar merupakan
tuntutan dari kemajuan teknologi saat ini, oleh sebab itu seorang guru SD atau
pengembang pembelajaran harus mencoba mendesain dan mengembangkan materi
pelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologiinformasi. Dalam mendesain dan
mengembangkan program PBK harus memperhatikan aspek-aspek dalam pengembangan
diantaranya karateristik anak usia SD, jenis materi yang akan dikembangkan dan
metode pengembangan program. Jika aspek-aspek diatas dapat dipenuhi maka
kemasan program pembelajaran berbasis komputerakan dapat membantu siswa SD
dalam proses pembelajaran.
Komputer
merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera
terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.Lebih dari itu, komputer
memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan
kebutuhan.Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan
komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya.
Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya
digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana belajar
multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan rekayasa suatu
konsep dan ilmu pengetahuan.Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan
sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk
menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang
terintegrasi.Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian
informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media
teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran
yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Beberapa
bentuk penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran di SD meliputi:
1.
Penggunaan Multimedia Presentasi.
2. CD
Multimedia Interaktif
Beberapa
model multimedia interaktif di antaranya:
§ Model Drill
§ Model Tutorial.
§ Model Simulasi.
§ Model Games
3.
Video Pembelajaran.
4. Internet
Pemanfaatan
internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara
mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as
thinkers”(Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum,
database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah,
biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995).
B. SARAN
Seiring kemajuan
zaman dan perkembangan teknologi seorang guru SD atau pengembang pembelajaran
diharapkan dapat mendesain dan memanfaatkan media pembelajaranberbasis
teknologi informasi. Dalam mendesain dan mengembangkan program pembelajaran
berbasis teknologi informasi dengan memperhatikan karateristik anak usia SD,
jenis materi yang akan dikembangkan dan metode pengembangan program. Agar
pembelajaran di sekolah dasar dapat mendapatkan hasil yang memuaskan dan
berkesan pada diri anak.
DAFTAR PUSTAKA.
Ismaniati Ch. (2001). Pengembangan program pembelajaran
berbantuan komputer, Yogyakarta. FIP UNY
Dahar Ratna Wilis (1989). Teori-teori belajar, Bandung:
Erlangga
Rumini Sri, dkk (2000). Psikologi pendidikan, Yogyakarta: FIP
UNY
Suharjo
(2006).Mengenal pendidikan Sekolah Dasar; Teori dan Praktek, Jakarta:
Depdiknas Dikti, Direktorat Ketenagaan.
Heinich Robert. (1996). Instructional
Media and Technologies for Learning. NewJersey: Prentice-Hall Inc..
Nina
W. Syam. (2004). Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan.Makalah.Disajikan
pada Diskusi Panel. UPI Bandung.
Rahmi,
Rivalina. (2004) Pola Pencarian
Informasi di Internet. Jurnal Teknodik Jakarta
:Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Depniknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008). Media Pembelajaran dan Sumber Belajar.Materi Diklat Calon Pengawas Sekolah/Pengawas Sekolah. Jakarta
MAKALAH
KEMASAN
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR MELALUI
PENGGUNAAN
TEKNOLOGI INFORMASI (TI)
Disusun oleh :
BUDI RAHMAN, M.Pd
NIP 19820426
20060 1 011
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN
UPT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN
SDN KANDANGAN KOTA 2
JULI
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu dipanjatkan
kehadirat Allah Swt. berkat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah
makalah yang berjudul ”Kemasan Pembelajaran Di
Sekolah Dasar Melalui PenggunaanTeknologi Informasi (TI )”. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa peradaban umat manusia ini dari
zaman kegelapan sampai kepada zaman yang terang benderang yang penuh dengan nur
ilahiyah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini
jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
penulis tunggu untuk perbaikan penulisan yang akan datang.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
dan arahan berbagai pihak, khususnya kepala sekolah, rekan-rekan guru dan juga
kelurga, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga.
Selanjutnya dengan selesainya pembuatan
makalah ini, Penulis juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta
ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan
semangat untuk selesainya makalah ini, dan juga kepada kepala sekolah dan seluruh rekan – rekan guru yang memberikan saran, dan masukan saya ucapkan beribu terima kasih.
Akhirnya, Penulis ucapkan semoga makalah
ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca semuanya. Amin.
Kandangan, Juli 2016
Penulis,
Budi Rahman
NIP 19820426 20060 1 011
DAFTAR ISI
HalamanSampul...................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................................. ii
Kata Pengantar...................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Kemasan Bahan Belajar melalui Teknologi Informasi.... .................. 3
B. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar …………………................................. 5
C. Pengemasan Bahan Pembelajaran………………………............ .................. 6
D. Kawasan Teknologi Pembelajaran................................................................... 7
E. Karateristik anak usia SD …………………………………….... .................. 8
F.
Tinjauan pembelajaran berbasis computer untuk anak SD........... ................ 10
G. Media Pembelajaran Berbasis Computer....................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimupulan................................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......... ............. 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar