Rabu, 24 Mei 2017

Barometer Guru Profesional



ARTIKEL

Description: C:\Users\Jogja\Documents\DSC_0012.JPGBAROMETER GURU PROFESIONAL
Oleh : Budi Rahman, M. Pd
Guru SDN Kandangan Kota 2
Januari 2016

Guru di Indonesia dipandang sebagai suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, serta menguasai IPTEK dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas.
Para guru idealnya selalu tampil profesional dengan tugas utamanya adalah memberikan pengajaran pada siswa, mendidik, membimbing, melatih dan mengembangkan diri. Biasanya setiap guru pagi-pagi sudah berangkat ke sekolah, kemudian tampil di depan kelas tak pernah absen,  prioritas utamanya dalam setiap hari adalah mengajar dan mengajar, Apakah guru yang seperti itu dapat dikatakan profesional?
Tidak sedikit hadirnya guru karena kebutuhan, akibat kekurangan guru siapapun bisa diminta jadi guru, bisa juga karena pekerjaan bidang lain tidak didapatkan dan akhirnya memutuskan untuk menjadi guru, atau bisa juga terjadi karena mengisi waktu lowong sehabis selesai kuliah, ada istilah daripada nganggur. Apakah hal demikian dapat dikatakan guru profesional?
Menjawab pertanyaan tersebut, perlu diperjelas bagaimana guru profesional itu. Yang jelas siapa saja bisa jadi guru profesional asal termasuk dalam kriterianya. Guru Profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, serta memiliki pengalaman yang luas dalam bidangnya.
Ada empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru agar dapat dikatakan sebagai guru profesional. (1) guru harus memiliki kompetensi pedagogik, (2) guru harus memiliki kompetensi profesional, (3) guru harus memiliki kompetensi personal, (4) guru harus memiliki kompetensi sosial. Apabila ke-empat kometensi tersebut sudah dimiliki oleh seorang guru, maka guru tersebut dapat dikatakan guru yang profesional.
Pada bulan November 2015 lalu pemerintah mengadakan Uji Kompetensi Guru (UKG), salah satu tujuannya adalah untuk melakukan pemetaan tentang profesionalisme guru di Indonesia. Materi soal tes yang diberikan pada saat UKG adalah hanya pada kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional. Mengapa pemerintah hanya mengukur 2 kompetensi? Apakah dengan menguasai 2 kompetensi dapat dikatakan guru profesional?
Yang jelas, untuk mengukur kompetensi personal dan kompetensi sosial itu tidak bisa dilakukan melalui tes, tetapi melalui observasi terhadap guru yang bersangkutan. Apabila mau mengukur 2 kompetensi tersebut, maka harus melibatkan pimpinan dan teman sejawat, serta masyarakat sekitar. Misalnya pada kompetensi personal, indikator yang diharapkan yaitu seorang guru harus mempunyai kepribadian yang mantap, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Adapun indikator pada kompetensi sosial yaitu seorang guru harus bisa bergaul, berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, wali murid, dan masyarakat sekitar.
Guru profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan guru profesional. Oleh karena itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru juga harus memiliki interest yang kuat untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan kaidah profesionalisme yang dipersyaratkan, dengan begitu kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin maju, dan meningkat.
Saat ini, pemerintah sudah memberikan suatu penghargaan pada pada guru yang sudah dianggap profesional, penghargaan ini berupa tunjangan profesi atau tunjangan sertifikasi. Semoga tunjangan profesi ini dapat menambah semangat para guru untuk mengembangkan diri, dan meningkatkan kompetensi yang dipersyaratkan bagi seorang guru profesional, demi terciptanya pendidikan yang berkualitas di negara kita tercinta ini.

















A R T I K E L

  BAROMETER GURU PROFESIONAL



 









Disusun oleh :
BUDI RAHMAN, M.Pd
NIP 19820426 20060 1 011







  DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
  UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KANDANGAN
  SDN KANDANGAN KOTA 2
JANUARI  2016


 
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah Swt. berkat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah artikel yang berjudul ”Barometer Guru Profesional. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa peradaban umat manusia ini dari zaman kegelapan sampai kepada zaman yang terang benderang yang penuh dengan nur ilahiyah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam artikel ini jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis tunggu untuk perbaikan penulisan yang akan datang.
Selesainya artikel ini tidak terlepas dari bantuan dan arahan berbagai pihak, khususnya kepala sekolah, rekan-rekan guru dan juga kelurga, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.
Selanjutnya dengan selesainya pembuatan artikel ini, Penulis juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk selesainya makalah ini, dan juga kepada kepala sekolah dan seluruh rekan – rekan guru yang memberikan saran, dan masukan saya ucapkan beribu terima kasih.
Akhirnya, Penulis ucapkan semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca semuanya. Amin.


Kandangan,     Januari  2016
Penulis,


Budi Rahman
NIP 19820426 20060 1 011


Guru Harus Berkarya



ARTIKEL
GURU HARUS BERKARYA
Oleh : Budi Rahman, M. Pd
Guru SDN Kandangan Kota 2
Februari  2016

Banyak orang beranggapan bahwa tugas guru hanya mengajar dan mendidik. Hal ini diperparah dengan persepsi masyarakat pada umumnya bahwa pekerjaan seorang guru dipandang sebagai pekerjaan yang enak dan banyak liburnya. Mengapa demikian? hal ini mungkin karena melihat jam kerja seorang guru hanya bekerja sekitar 6 atau 8 jam saja perhari dan adanya libur pada setiap semester selama 1 atau 2 minggu. Padahal sebenarnya tugas seorang guru sangat kompleks, menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa tugas seorang guru yaitu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Melihat berbagai tugas guru tersebut, maka paling tidak guru harus mampu menulis, minimal menulis untuk membuat bahan ajar, dan melakukan penilaian. Selain daripada itu, seorang guru juga dituntut untuk mampu menulis karya-karya ilmiah, melalui karya ilmiah inilah seorang guru dapat meningkatkan kompetensinya dengan melahirkan ide-ide baru mengenai inovasi dalam proses pembelajaran. Alasan lain mengapa guru harus menulis yaitu karena kemampuan kebahasaan seseorang berbanding lurus dengan keterampilan dan kualitas membacanya. Seorang guru yang banyak membaca maka dia akan mempunyai banyak masukan ilmu pengetahuan, dan akan menjadi bahan dan modal bagi seorang guru untuk menulis. Sering kita dengar ungkapan bahwa membaca adalah gudang ilmu, hal ini menunjukkan bahwa begitu besar peran membaca bagi masuknya ilmu-ilmu pengetahuan pada diri kita.
Selama ini sebenarnya bukan tidak ada tuntutan menulis pada seorang guru, kalau dulu guru yang ingin naik pangkat dari golongan IV/a ke golongan IV/b harus membuat karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat. Namun kewajiban ini tidak serta merta melahirkan karya-karya ilmiah, akan tetapi malah terjadinya penumpukan profesi guru pada jenjang kepangkatan IV/a.  Fenomena ini sangat memprihatinkan, apalagi dengan lahirnya Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Lahirnya permenneg PAN dan RB tersebut mensyaratkan para guru untuk melakukan Pengembangan keprofesian Berkelanjutan.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang kegiatannya diberikan angka kredit. Unsur kegiatan PKB terdiri dari tiga macam kegiatan, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Dengan adanya PKB ini para guru harus bekerja lebih ekstra lagi, pasalnya untuk naik pangkat dari golongan  III/a saja sudah harus mempunyai angka kredit minimum 3 pada sub unsur pengembangan diri, kemudian untuk naik pangkat pada golongan  III/b  ke III/c harus  mempunyai angka kredit minimum 3 dari sub unsur pengembangan diri, dan 4 pada sub unsur publikasi ilmiah/karya inovatif, hal ini berarti pada kenaikan pangkat III/b sudah mensyaratkan adanya publikasi ilmiah/ karya inovatif, begitu juga kenaikan pangkat seterusnya harus ada angka kredit pada sub unsur publikasi ilmiah/ karya inovatif.
Karya tulis yang dibuat oleh guru boleh berupa karya tulis hasil penelitian seperti PTK, dan boleh pula karya tulis non penelitian seperti membuat makalah, artikel, buku bahan ajar,  diktat/ modul, karya terjemahan, dan  buku pedoman guru.
Beberapa wktu yang lalu ada pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dilaksanakan diberbagai kab/ kota  di Kalimantan Selatan untuk guru SD, SLTP dan SLTA yang terbagi dalam beberapa angkatan. Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk mensosialisasikan permenneg PAN & RB No. 16 Tahun 2009, selain itu juga melatih para guru agar mengerti dan terbiasa dalam membuat karya hasil penelitian dalam bentuk PTK.
Saya yakin, adanya pelatihan tersebut membawa dampak yang positif bagi para guru, Sekarang peraturan yang menuntut guru agar harus menulis sudah digulirkan. Oleh karena itu janganlah merasa tidak mampu menulis, karena  saat kita merasa tidak mampu namun tak pernah mencoba maka saat itulah kita akan menjadi orang yang tertinggal dan merugi.
Renungkan !!. Kalau petani bekerja mengangkat cangkul/ tajak/ parang di atas teriknya matahari dan menukarnya dengan upah/ penghasilan, kalau pandai besi mengangkat palu besarnya di depan panas bara api untuk menukarnya dengan upah, maka kita sebagai guru hanya cukup mengangkat pena dan menulisnya untuk menukarnya dengan gaji. Dengan menulis dan menghasilkan ide-ide cemerlang maka akan terlahir generasi intelek yang akan mengubah dan mengguncangkan dunia melalui tulisannya. Maka dari itu, marilah menulis, Marilah berkarya  !!!!



 

A R T I K E L

  GURU  HARUS  BERKARYA



 









Disusun oleh :
BUDI RAHMAN, M.Pd
NIP 19820426 20060 1 011







  DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
  UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KANDANGAN
  SDN KANDANGAN KOTA 2
FEBRUARI  2016


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah Swt. berkat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah artikel yang berjudul ”Guru Harus Berkarya. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa peradaban umat manusia ini dari zaman kegelapan sampai kepada zaman yang terang benderang yang penuh dengan nur ilahiyah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam artikel ini jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis tunggu untuk perbaikan penulisan yang akan datang.
Selesainya artikel ini tidak terlepas dari bantuan dan arahan berbagai pihak, khususnya kepala sekolah, rekan-rekan guru dan juga kelurga, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.
Selanjutnya dengan selesainya pembuatan artikel ini, Penulis juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk selesainya makalah ini, dan juga kepada kepala sekolah dan seluruh rekan – rekan guru yang memberikan saran, dan masukan saya ucapkan beribu terima kasih.
Akhirnya, Penulis ucapkan semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca semuanya. Amin.


Kandangan,     Februari   2016
Penulis,


Budi Rahman
NIP 19820426 20060 1 011

Penilaian Kelas Yang Berkualitas



 BAB I
PENDAHULUAN

Kita tidak akan pernah bisa mengatakan bahwa apa yang kita lakukan telah berhasil atau gagal, tanpa melakukan penilaian terhadap upaya tersebut. Sebagai pendidik sudah seharusnya melakukan penilaian bila ingin mengetahui apakah pembelajaran yang telah dilakukan berhasil atau tidak.
Penilaian hasil belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam proses pendidikan. Semua proses di lembaga pendidikan formal pada akhirnya akan bermuara pada hasil belajar yang diwujudkan secara kuantitatif berupa nilai.
Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.
Penilaian merupakan salah aspek penting dalam pembelajaran. Dengan adanya penilaian, kita bisa mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Artinya penilaian dipakai untuk mengukur kualitas perilaku peserta didik, termasuk prestasi belajarnya.
Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Agar penilaian yang dilakukan dapat mencerminkan dengan baik hasil pembelajaran, guru hendaklah mengetahui bagaimana penilaian kelas yang berkualitas. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan guru dalam melakukan penilaian, dan bagaimana cara menilai pembelajaran sesuai targetnya. Sebab tanpa guru mengenal dan tidak tepat menggunakan suatu metode penilaian, maka hasilnya tidak akan mencerminkan keadaan sebenarnya dari hasil pembelajaran yang ingin dinilai.







BAB II
PENILAIAN KELAS YANG BERKUALITAS

A.   PENGERTIAN PENILAIAN BERBASIS KELAS
.           Penilaian Berbasis Kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran.Atau suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan .
Suatu penilaian kelas berkualitas selalu dapat mengukur tujuan yang dimaksudkan dan secara akurat mencerminkan target pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, dalam membuat atau memilih penilaian itu baiknya mengarah pada tujuan yang dimaksudkan dan keadaan sasaran.

B.   TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN BERBASIS KELAS
Secara umum semua jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta didik di sekolah ,mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat ,dan untuk mengetahui ketercapaian mutu pendidikan secara umum .
Manfaat penilaian berbasis kelas antara lain:
1.  Memberi umpan balik pada program  jangka pendek yang dilakukan peserta didik dan guru dalam proses beljar.
2.  Memberi kegunaan hasil pembelajaran peserta didik secara maksimal.
3.  Membantu pembuatan laporan lebih bagus dan menaikan effiensi pembelajaran.
4.  Mendorong pengajaran sebagai proses penilain formatif untuk melakukan umpan balik dan perbaikan hasil peserta didik .
Manfaat bagi pesrta didik:
1.  Memantau pembelajaran dirinya secara lebih baik.
2.  Menitik beratkan pada kebutuhan perubahan kemampuan,keterampilan dan nilai.
Manfaat bagi orang tua:
1.  Mengetahui kelemahan dan dan peringkat anak nya.
2.  Mendorong orang tua untuk melakukan bimbingan kepada anaknya.
3.  Melibatkan orang tua melakukan diskusi dengan guru ?sekolah dalam hal perbaikan  peserta didik

C.   PRINSIP PENILAIAN BERBASIS KELAS.
Prinsip- prinsip dasar  dalam pencapaian penilaian berbasis kelas  yang berkualitas yaitu :
1.    Motivasi.
Penilaian berbasis kelas hendaknya dipandang sebagai upaya untuk mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru maupun peserta didik,yaitu dengan memotivasi peserta didik sehingga biperoleh hasil yang maksimal.
2.    Validitas
Hasil penilaian berbasis kelas harus menjamin tercapainya standar kompetensi,kompetensi dasar,maupun indikator yang dituntut oleh kurikulum berbasis kompetensi atau kurikulum 2004.
3.    Adil.
Artinya semua peserta didik harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk dinilai tanpa membedakan latar belakang sosial –ekonomi,budaya ,bahasa,dan jenis kelamin.
4.    Berkesinambungan.
Penilaian berbasis kelas hendaknya berkesinambungan antara materi pokok yang satu dengan materi pokok yang lain.
5.    Bermakna.
Penilaian berbasis kelas memberikan makna yang lebih luas dalam implementasinya kurikulum 2004.
6.    Menyeluruh.
Penilaian berbasis kelas hendaknya mencakup aspek:kognitif,afektif,dan psikomotorik.
7.    Edukatif.
Penilaian berbasis kelas dilakuakn untuk membantu siswa mencapai standar kompetensi,kompetensi dasar,dan indikator pencapaian belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum

Kualitas penilaian kelas yaitu bergantung pada metode penilaian yang tepat, sampel prestasi atau sasaran yang tepat, kualitas item atau soal tes yang baik, tugas-tugas, skema skor, dan minimalnya bias. Guru dalam membuat penilaian kelas harus dapat memilih metode yang tepat. Metode yang baik dan tepat merupakan  kunci penilaian kelas yang efektif. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru yaitu :

1.   Tujuan yang jelas (clear purposes)
2.   Sasaran yang Jelas (clear targets)
Apa yang dinilai, apakah sasarannya sudah tepat, apakah sasarannya jelas untuk siswa.
3.   Desain (sound design)
Bagaimana menilainya, apa metodenya, kualitas soal atau pertanyaannnya, sampelnya baik atau tidak, bias dapatkah dihindari, apa peran untuk siswa
4.   Komunikasi yang efektif (effective communication)
Hasil laporannya ditujuan untuk siapa, bagaimana melaporkannya, untuk memenuhi kebutuhan siapa, dapatkah siswa mengkomunikasikannya.
Kempat hal tersebut di atas harus diperhatikan karena saling terkait satu dengan yang lainnya.
Untuk memahami metode yang tepat dalam setiap penilain yang akan kita lakukan, kita harus  mengetahui metode mana yang cocok atau dapat bekerja dengan baik sesuai sasaran/target prestasinya.
Ada beberapa macam metode penilaian, yaitu :
1.      Penilaian Respon Terpilih (Selected response assessments)
2.      Penilaian Esai (Essay/written assessments)
3.      Penilaian Kinerja (Performance assessments)
4.      Komunikasi Personal (Personal communicattion as assessments).
Sebelum memulai desain, kita harus mengetahui target belajarnya, Perlu diingat bahwa yang kita harus perhatikan adalah :
1.    Target pengetahuan: konten apa yang menjadi sampel dalam penilaian tersebut,
2.    Target penalaran:  apa pola penalaran yang akan dinilai,
3.    Keterampilan kinerja: ketrampilan kinerja apa dan atribut kinerja bagaimana yang dikategorikan baik,
4.    Pengembangan produk: apakah produk yang dikembangkan dan apa atribut produk yang berkualitas.

D.   MENDESAIN PENILAIAN BERKUALITAS
Untuk memperoleh penilaian yang berkualitas ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu :
1.   Memilih metode yang tepat.
Tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk setiap penilaian agar dapat menghasilkan penilaian yang valid tentang prestasi belajar siswa. Guru harus dapat mengembangkan dan menggunakan desain penilaian sesuai dengan target atau sasaran belajar yang akan dinilai.
Suatu penilaian akan mewakili sampel dari suatu latihan yang telah dilakukan. Untuk itu, guru harus bisa membuat desain dan memilih metode  yang tepat dalam melakukan penilaian tentunya dengan memperhatikan target atau sasaran belajarnya.
2.   Sampel Prestasi yang Tepat
Kita harus menyusun secukupnya beragam jenis latihan (item tes, misalnya) untuk kinerja sampel siswa dengan cara yang membawa kita pada kesimpulan yakni prestasi, tanpa membuang waktu mengumpulkan lebih dari yang kita butuhkan. Setiap penilaian merupakan bagian dari semua latihan yang bisa kami ajukan jika penilaian itu berlangsung lama. Sebuah penilaian suara bergantung pada sampel yang sistematis mewakili semua kemungkinan. Kita menggunakan kinerja pada sampel untuk menyimpulkan atau generalisasi tentang berapa banyak dari target sampel setiap siswa telah menguasai.
Tujuan dalam desain penilaian adalah dengan menggunakan opsi penilaian paling kuat yang kita bisa. Seperti disebutkan sebelumnya, kekuasaan berasal dari akurasi dan efisiensi dimana sebuah metode merupakan target pencapaian terhormat kami. Kita selalu ingin resolusi gambar tertinggi yang menargetkan kita bisa menggunakan sampel mahasiswa kinerja terkecil informasi yang mungkin maximum untuk biaya minimum. Kami akan memberikan pedoman khusus untuk bagaimana melakukan ini untuk setiap metode dalam bab dari bagian II.
3.   Membangun Penilaian Kualitas Latihan, Tugas, Produk, dan Prosedur Penyekoran
Ketika guru memilih metode penilaian tertentu dan merencanakan bagaimana cara untuk sampel, kita perlu memastikan bahwa metode tersebut akurat dalam menggambarkan prestasi siswa. Artinya, guru harus membuatnya dari bahan-bahan berkualitas tinggi juga. Misal: jika kita menggunakan metode pilihan ganda, maka kita harus membuatnya dari soal tes pilihan ganda yang baik. Begitu pula suatu penilaian kinerja yang baik memerlukan tugas-tugas kinerja yang baik dan kriteria penilaian, bukan item yang berkualitas rendah. Setiap metode membawa serta seperangkat pedoman prosedural yang spesifik untuk membuat bahan-bahan yang berkualitas baik.
4.   Minimalkan Bias
Dalam melakukan penilaian meskipun kita telah memilih metode yang tepat, membuat soal yang berkualitas dan sampel yang tepat, namun setiap metode masih disertai faktor lain yang dapat membiaskan kita dalam menilai prestasi siswa. Distorsi dalam hasil penilaian dapat masuk melalui berbagai hal, misalnya proses penilaiannya, kondisi emosional siswa, dan lingkungan tes itu sendiri. Untuk itu guru harus memahami sumber-sumber potensial bias dan mengetahui hal apa yang harus dilakukan dengan cara melakukan pengembangan penilaian dan implementasi untuk mencegah masalah tersebut.

E.    JENIS – JENIS PENILAIAN KELAS.
1.   Tes tertulis.
Merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajian dan penggunaanya dalam bentuk tertulis dan diberikan sast ulangan harian ,dan ulangan umum.
2.   Tes perbuatan.
Dilakuakan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek.
3.   Pemberian tugas.
Dilakukan untuk semua mata pelajaran dari awal sampai akhir sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta didik.
4.   Penilaian proyek.
Adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dilakukan mulai dari pengumpulan pengorganisasian ,pengevaluasian ,hingga penyajian data .
5.   Penilaian produk .
Adalah penilaian berbasis kelas terhadap penguasaan keterampilan dalam membuat suatu produk (proses)dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik.
6.   Penilaian sikap.
Penilaian sikap merupakan penilaian berbasis kelas terhadap suatu konsep psikologi yang komplek. Obyek penilaian sikap antara lain:
a)  Sikap terhadap mata pelajaran.
b)  Sikap terhadap guru mata pelajaran.
c)  Sikap terhadap proses pembelajaran .
d)  Sikap terhadap materi pembelajaran .
Cara pengukuran sikap:
1)  Observasi perilaku.
2)  Pertanyaan langsung.
3)  Laporan pribadi.
4)  Penggunaan skala sikap.
7.   Penilaian portofolio.
Penilaian porto folio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama selama proses pembelajaran dan digunakan guru dan murid untuk mementau perkembangan pengetahuan ,keterampilan ,dan siskp pesrta didik dalam mata pelajaran tertentu.


F.    LANGKAH - LANGKAH  PELAKSANAAN  PENILAIAN.
Untuk melaksanakan penilaian kelas terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan  yaitu:
1. Menjabarkan   Kompetensi  Dasar  ke  dalam  Indikator Pencapaian  Hasil Belajar.
Indikator  merupakan ukuran,  karakteristik,  ciri-ciri,  pembuatan  atau  pro ses yang  berkontribusi/menunjukkan  ketercapaian  suatu  kompetensi  dasar. Indikator  dirumuskan  dengan  menggunakan  kata  kerja  operasional  yang d apat  diukur,  seperti:  mengidentifikasi,  menghitung,  membedakan, menyimpulkan,  menceritakan  kembali,  mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mend eskripsikan.
2.  Menetapkan  Kriteria Ketuntasan setiap  indicator.
Setelah  menjabarkan  kompetensi  dasar  menjadi  beberapa  indikator,  maka langkah  selanjutnya  adalah  menetapkan  kriteria  ketuntasan  setiap indikator,  rentang  persentase  kriteria  ketuntasan  setiap  indikator  adalah antara  0%    100%.  Kriteria  ketuntasan  ideal  untuk  masing-masing  indicator adalah  75%.  Namun  satuan  pendidikan  dapat  menetapkan  kriteria  atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%.
3. Pemetaan   Standar  Kompetensi,  Kompetensi  Dasar, Indikator, kriteria ketuntasan dan Aspek yang terdapat pada raport.
4.  Pemetaan   Standar  Kompetensi,  Kompetensi  Dasar, Indikator, kriteria ketuntasan, aspek dan teknik penilaian.
5.  Menulis butir soal sesuai indicator pembelajaran.
6.  Mengolah hasil penilaian.

G. PELAKSANAAN PENILAIAN
1. PEMBERIAN TUGAS
a. Pengertian
Pemberian tugas adalah kegiatan yang dirancang oleh guru dapat berbentuk Pekerjaaan Rumah, Unjuk Kerja, Proyek atau produk yang akan dijadikan sebagai acuan dalam penilaian.

TUGAS  1.
Dalam pelaksanaan pemberian tugas kepada siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia disini guru menggunakan penilaian portofolio dengan rincian sebagai berikut:
KD
Teknik Tes
Estimasi Waktu
Bentuk Instrumen
Jumlah skor maksimum
Penilaian
Menyusun Karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan          ( huruf besar,tanda titik,dan tanda koma, dll )
Portofolio
2 x 35 menit
Di bawah ini disediakan 4 gambar yang membentuk sebuah cerita (gambar nya ), buatlah sebuah karangan berdasarkan gambar itu yang panjangnya kira-kira satu halaman?
30
skor yg di dapat (JS)   x 100
Skor Maksimum.(SM).

Adapun untuk menilainya adalah dengan menggunakan rubrik penilaian berdasarkan gambar tersebut, rubriknya adalah :
No
Aspek yang Dinilai
Tingkat capaian skor
1
2
3
4
5
1
Kesesuaian dengan gambar





2
Ketepatan logika urutan cerita





3
Ketepatan makna seluruh cerita





4
Ketepatan kata





5
Ketepatan kalimat





6
Ejaan dan tata tulis





Jumlah Skor


Ket :
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup / sedang
4 = Baik
5 = Baik sekali.
Skor maksimum : 5 x 6 = 30

Untuk menilai menggunakan rumus Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
                                                            Jumlah Skor Maksimum.(SM)
.
Jadi,
Misalnya, andri mendapat skor 24, maka  24  x 100  =  80.
                                                                    30.

Misalnya, Misna mendapat skor 20, maka 20  x 100  =  67. Dst…
                                                                     30.

Tugas 2.
Untuk tugas kedua, yang di gunakan adalah teknik penilaian dalam bentuk  portofolio,hal ini dimaksudkan agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan, utamanya dalam hal membuat surat resmi, waktu yag diberikan adalah 2 x 35 menit. rincian tugasnya yaitu :



KD
Teknik Penilaian
Estimasi Waktu
Bentuk Instrumen
Jumlah
skor maksimum
Penilaian
Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan
Portofolio
2 x 35 menit
Buatlah sebuah contoh surat resmi dengan format dan penggunaan bahasa yang baik dan benar? ( pilih salah satu : surat lamaran pekerjaan,surat undangan,surat penawaran  barang )
30
skor yg di dapat (JS)   x 100
Skor Maksimum.(SM).

Adapun untuk menilainya adalah dengan menggunakan rubrik penilaian berdasarkan bentuk surat resmi tersebut, rubriknya adalah :

No
Aspek yang Dinilai
Tingkat capaian Kinerja
1
2
3
4
5
1
Ketepatan isi surat





2
Ketepatan unsur surat





3
Kepantasan format surat





4
Ketepatan kata





5
Ketepatan kalimat





6
Ejaan dan tata tulis





Jumlah Skor

Ket :
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup / sedang
4 = Baik
5 = Baik sekali.
Skor maksimum : 5 x 6 = 30

Untuk menilai menggunakan rumus : Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
                                                             Jumlah Skor Maksimum.(SM)
.Jadi,
Misalnya, andri mendapat skor 24, maka  18  x 100  =  60.
                                                                     30.

Misalnya, Misna mendapat skor 20, maka 25  x 100  =  83. Dst…

                                                                     30.
Tugas 3.
Tugas  tahap 3 ini yaitu masalah puisi,siswa diminta membuat sebuah puisi dengan tema tertentu, misalnya tema lingkungan, waktu yang diberikan untuk membuat sebuah puisi adalah 2 x 35 menit. Jadi bentuk tugas dalam bagian 3 ini adalah penilaian portofolio. hal ini dimaksudkan agar siswa mempunyai keterampilan dalam hal membuat dan mengapresiasikan karya sastra. rincian tugasnya yaitu :
KD
Teknik Penilaian
Estimasi Waktu
Bentuk Instrumen
Jumlah skor maksimum
Penilaian
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Portofolio
2 x 35 menit
Buatlah sebuah puisi dengan tema “ Lingkungan”.
40

skor yg di dapat    x 100
Skor Maksimum.


Cara untuk menilainya adalah dengan menggunakan rubrik penilaian, rubriknya adalah
No
Aspek yang Dinilai
Tingkat capaian Kinerja
1
2
3
4
5
1
Kebauran tema dengan makna





2
Kekuatan imajinasi





3
Ketepatan diksi





4
Pendayaan pemajasan dan pencitraan





5
Pilihan kata dan kalimat





6
Ejaan dan tata tulis





7
Gaya penuturan.





8
Keaslian pengucapan





Jumlah Skor

Ket :
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup / sedang
4 = Baik
5 = Baik sekali.
Skor maksimum : 5 x 8 = 40

Untuk menilai menggunakan rumus : Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
                                                            Jumlah Skor Maksimum.(SM)
.
Jadi,
Misalnya, andri mendapat skor 24, maka  24  x 100  =  60.
                                                                    40.
Misalnya, Misna mendapat skor 33, maka 33  x 10  =  82,5. Dst…
                                                                     40.

2. ULANGAN HARIAN
a. Pengertian
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
b. Tujuan
Tujuan dari penyelenggaraan ulangan harian adalah:
1). mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada satu atau lebih KD;
2). memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran satu atau lebih KD;
3). menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada satu KD atau lebih sebagai    dasar pelaksanaan remedial dan pengayaan;
4). melakukan perbaikan pembelajaran pada KD yang belum mencapai ketuntasan.

Ulangan harian 1.
Adapun dalam ulangan harian ini cukup hanya mengevaluasi mengenai pengetahuan dan pemahamannya , karena dalam tugas sudah tercakup aspek kemampuan berbicara,menyimak,membaca dan menulis. Oleh karena itu dalam ulangan harian ini tes yang digunakan adalah tes tertulis, dalam bentuk pilihan ganda 20 butir, dan 5 isian singkat. Dengan waktu yang diberikan yaitu 2 x 35 menit.
Skor yang diberikan pada soal pilihan ganda apabila benar adalah (1) dan apabila salah (0). Dan skor pada isian singkat apabila benar (2) dan apabila salah (0). Jadi kalau skor di total berjumlah 20 + 10 = 30.( skor maksimum)
Rancangan Ulangan Harian 1


KD
Teknik Tes
Bentuk Soal
Jumlah Soal
Skor per item
Skor Maksimal per item
Jumlah skor keseluruhan
1.1
1.    1.2
2.    1.3
3.    1.4
2.1
2.2
2.3
2.4
Tes Tertulis
4.    Pilihan Ganda
20 soal
1
20
30
5.    Isian singkat
5  soal
2
10

Adapun cara menilainya yaitu dengan rumus :
Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
Jumlah Skor Maksimum.(SM)

Jadi, misalnya : Amin mendapatkan skor 21, maka :  21  x 100  = 70
                                                                                      30
                         Rahmi mendapat skor   25, maka :  25  x 100  =  83
                                                                                    30

Ulangan harian 2.
Pelaksanaan ulangan harian ke 2 diberikan dengan menggunakan soal tes tertulis dengan model essay, hal ini dimaksudkan agar mengevaluasi pemahaman siswa serta daya kreasi dan nalar siswa . oleh karena itu soal yang diberikan dalam bentuk essay dengan jumlah 10 butir, dengan waktu yang diberikan 2 x 35 menit.

Adapun skor untuk soal essay adalah apabila semuanya tepat sasaran dan benar (3), apabila  hanya sebagian yang tepat sasaran (1) atau (2) dan apabila tidak sesuai dan tidak tepat (0), jadi, jumlah skor maksimum dalam tes ini adalah 30.

Rancangan Ulangan Harian 2
KD
Teknik Tes
Bentuk Soal
Jumlah Soal
Skor per item
Skor Maksimal per item
Jumlah skor keseluruhan
3.1
6.    3.2
7.    3.3

4.1
4.2
4.3
Tes Tertulis
8.    Essai
10 soal
3
30
30
9.     





Adapun cara menilainya yaitu dengan rumus :
Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
Jumlah Skor Maksimum.(SM)

Cara menilainya yaitu :
Misal,Apabila siswa mendapat jumlah skor 20, maka :      20  x 100  = 67
                                                                                                30

Dan apabila siswa mendapat jumlah skor 24, maka :            24   x 100  = 80. Dst..
                                                                                                     30
Ulangan harian ke 3.
Ulangan harian yang ke 3 dilaksanakan dengan menggunakan teknik penilaian tes tertulis,yang berjumlah 15  butir soal, yaitu dengan menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 10 soal, essay  5  soal . estimasi waktu yang diberikan yaitu 2 x 35 menit.

Skor untuk soal tersebut yaitu untuk soal pilihan ganda apabila benar (1), dan apabila  salah (0), dan untuk soal essay  apabila beanar (3),apabila hanya sebagian yang benar (1) atau (2) dan apabila tidak tepat/salah (0), jadi, jumlah skor maksimum dalam tes ini adalah 25.
Rancangan Ulangan Harian 3
KD
Teknik Tes
Bentuk Soal
Jumlah Soal
Skor per item
Skor Maksimal per item
Jumlah skor keseluruhan
6.1
10.  6.2
11.  6.3
12.  7.1
13.  7.2
14.  7.3

Tes Tertulis
Pilihan Ganda
10 soal
1
10
25
15.  Essai
5  soal
3
15

Adapun cara menilainya yaitu dengan rumus :
Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
Jumlah Skor Maksimum.(SM)

Cara menilainya yaitu :
Misal,Apabila siswa mendapat jumlah skor 16, maka :     16  x 100  = 64
                                                                                                25

Dan apabila siswa mendapat jumlah skor 20, maka :            20   x 100  = 80.  Dst..
                                                                                                     25

3. ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS)
a. Pengertian
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut
b. Tujuan
Tujuan dari penyelenggaraan Tengah Semester adalah
1).Mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah proses pembelajaran 8 - 9 minggu
3) Memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran 8 -9 minggu
4) Menentukan nilai hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran
beberapa KD
5). melakukan perbaikan pembelajaran pada tengah semester berikutnya

     PELAKSANAAN ULANGAN TENGAH SEMESTER. (UTS).
Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V ini waktunya telah ditentukan, dan berbarengan dengan kelas yang lainnya. oleh karena itu bentuk penilaian yang dilaksanakan yaitu dengan cara tes, karena tidak memungkinkan dengan cara non tes. Tes ini pun dilaksanakan dengan cara tertulis dan dalam bentuk pilahan ganda., hal ini dikarenakan soal dengan bentuk pilihan ganda lebih efektif,dan efisien, mengingat waktu pelaksanaannya sudah ditentukan dan terbatas dan serempak seluruh kelas secara bersamaan.
Jumlah soal yang diberikan adalah sebanyak 25 soal dengan dan dengan waktu 90 menit. Dengan memberikan waktu 90 menit itu siswa mempunyai waktu kurang lebih  3,5 menit dalam setiap soalnya.

Rancangan Penilaian Ulangan Tengah Semester
Kompetensi Dasar
Teknik Tes
Bentuk Instrumen
Ranah Kognitif
Jumlah Soal
C1
C2
C3
C4
C5
C6
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
2.3
2.4
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
5.1
5.2
5.3
Tes Tertulis
1. Pilihan Ganda (15  soal )

Isian singkat
( 5  soal )

Essai
( 5 soal )
8


2


2
3


1


1
2


1


1
2


1


1

-
-
15 butir soal

5 butir soal

5 butir soal
Pedoman Penilaian.
Bentuk Soal

Jumlah Soal
Skor per item
Skor Maksimal per item
Jumlah skor keseluruhan
  1. Pilihan Ganda
15  soal
1
15
40
  1. Isian singkat
5  soal
2
10
  1. Essai
5  soal
3
15

Cara penilaiannya yaitu :        Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
                                                 Jumlah Skor Maksimum.(SM)

Jadi,
Misalnya siswa menjawab benar  30, maka : 30 x 100 =  75
                                                                         40

Misalnya siswa menjawab benar  35, maka : 35  x  100 = 87,5
                                                                          40

4. ULANGAN AKHIR SEMESTER ATAU  ULANGAN KENAIKAN KELAS
a. Pengertian
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket
b. Tujuan
Tujuan dari penyelenggaraan Tengah Semester adalah
1).Mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester dan di akhir tahun pelajaran
2). memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran 1 semester
3).Menentukan nilai hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran 1 semester baik semester ganjil maupun semester genap
4).Melakukan perbaikan pembelajaran pada semester berikutnya atau tahun pelajaran berikutnya

PELAKSANAAN ULANGAN AKHIR SEMESTER ( UAS ).
Ulangan Akhir Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas V ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kelas lain dalam satu waktu dan dalam waktu yang telah ditentukan, oleh karena itu bentuk penilaian yang dilaksanakan yaitu dengan cara tes, karena tidak memungkinkan dengan cara non tes. Tes ini pun dilaksanakan dengan cara tertulis dan dalam bentuk pilahan ganda, isian singkat dan essay. hal ini dikarenakan lebih efektif,dan efisien, mengingat waktu pelaksanaannya sudah ditentukan, terbatas,serempak dan harus memuat kompetensi yang di inginkan.
Jumlah soal yang diberikan adalah sebanyak 40 soal dengan 3 bagian , bagian pertama pilihan ganda sebanyak 25 soal, isian singkat 10 soal, dan esai sebanya 5 soal,  dengan waktu  90 menit. Dengan memberikan waktu 90 menit itu siswa mempunyai waktu  kurang lebih 3 – 3,5 menit dalam setiap soalnya.

Rancangan Penilaian Ulangan Akhir Semester
Kompetensi Dasar
Teknik Tes
Bentuk Instrumen
Ranah Kognitif
Jumlah Soal
C1
C2
C3
C4
C5
C6
5.1
5.2
6.1
6.2
7.1
7.2
8.1
8.2
8.3
Tes Tertulis
2. Pilihan Ganda 25  soal

Isian singkat 10 soal.

Essai  5 soal.
10


5


2
6


2


1

5


2


1
4


1


1
-
-
25 butir soal

10 butir soal

5 butir soal

Pedoman Penilaian
Bentuk Soal
Jumlah Soal
Skor per item
Skor Maksimal per item
Jumlah skor keseluruhan
16.  Pilihan Ganda
25 soal
1
25
60
17.  Isian singkat
10 soal
2
20
18.  Uraian / esai
5 soal
3
15

Cara penilaiannya yaitu :       
Sebelum menilai kita lebih dahulu menyiapkan rubric  penilaian per bagian :
a.   Bagian I. Soal pilihan ganda sebanyak 25 butir soal dengan skor apabila benar (1), dan apabila salah (0).
b.   Bagian II. Soal isian singkat sebanyak 10 butir soal dengan skor apabila benar (2), dan apabila salah (0)
c.   Bagian III. Soal esai sebanyak 5 butir soal dengan skor apabila jawaban benar semua dan tepat sasaran (3), apabila hanya sebagian yang tepat sasaran (1) atau (2) apabila melenceng dari soal (0).
Jadi,
Jumlah skor bag I apabila benar semua  25 x 1 = 25
Jumlah skor bag II apabila benar semua 10 x 2 = 20
Jumlah skor bag III apabila benar semua 5 x 3 =  15
Total skor maksimum                                         60
Cara penilaiannya yaitu :        Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
                                                 Jumlah Skor Maksimum.(SM)
.

cara menilai :
Misalnya siswa menjawab benar  bag I = 20, maka : 20 x 1 =  20
Misalnya siswa menjawab benar  bag II = 8, maka :  8 x 2   =  16
Misalnya siswa menjawab benar  bag III = 3, maka : 3 x 3   =    9
Jumlah skor I,II,III.      =                                                                 45
            Jadi dengan rumus :
  =        Jumlah Jawaban Benar (JB)   x 100
            Jumlah Skor Maksimum.(SM)

            =        45  x 100   =      4500  =  75
                        60                        60



5.    PENILAIAN KEAKTIFAN DAN AFEKTIF.
PENILAIAN KEAKTIFAN.
Penilaian keaktifan siswa bisa kita lihat dari kehadirannya saat pembelajaran, dan melihat bagaimana aktifitas siswa saat pembelajaran berlangsung, hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan rubric penilaian :











Rubrik Penilaian
No.
Aspek Penilaian
Kriteria
Skor
1.
Keaktifan
Berpartisipasi dalam kerja kelompok dengan persentase keaktifan 75% – 100% selama proses pembelajaran.
Berpartisipasi dalam kerja kelompok dengan persentase keaktifan 50% – 74% selama proses pembelajaran.
Berpartisipasi dalam kerja kelompok dengan persentase keaktifan 0% – 49% selama proses pembelajaran.
3


2

1
2.
Kedisiplinan
Disiplin dalam mengerjakan tugas kelompok.
Cukup disiplin dalam mengerjakan tugas kelompok.
Kurang disiplin dalam mengerjakan tugas kelompok.
3
2
1
3.
Perhatian
Memperhatikan instruksi kerja yang disampaikan dengan persentase perhatian 75% – 100% selama proses pembelajaran.
Memperhatikan instruksi kerja yang disampaikan dengan persentase perhatian 50% – 74% selama proses pembelajaran.
Memperhatikan instruksi kerja yang disampaikan dengan persentase perhatian 0% – 49% selama proses pembelajaran.
3


2


1

Lembar Penilaian Keaktifan.
No.
Nama Siswa
Keaktifan
Kedisiplinan
Perhatian
Jlh skor
1
2
3
1
2
3
1
2
3
























Keterangan   :     
Skor maksimum = 9.
Nilai  =    Jumlah skor       x 100
               Skor maksimum

Sebagai contoh, apabila siswa mendapat skor   7, maka  7  x 100  =  77.
                                                                                                9
           
Dan apabila siswa mendapat jumlah skor  8, maka   8  x 100 = 88
                                                                                      9

Penilaian Dengan angket.
Pembuatan daftar pertanyaan angket disesuaikan dengan kisi-kisi, dan juga rentang skala penilaian dengan menggunakan skala penilaian Likert. Misalnya 1 – 5. Dan cara penyekorannya misalnya kalau ada 10 pertanyaan, maka skor tertingginya 5 x 10 = 50, dan terendahnya 10.
Pembuatan pedoman posisi afektif siswa :
41 – ke atas : Tinggi. 
26 -  40         : sedang
10 -  25         : rendah

Daftar  pertanyaan angket ranah afektif untuk sikap dan minat terhadap Bahasa Indonesia.
No
Pernyataan
Tingkat capaian Kinerja
1
2
3
4
5
1
Saya senang pada pelajaran Bahasa Indonesia






2
Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia





3
Saya akan bertanya jika kurang memahami penjelasan guru





4
Saya menyediakan waktu untuk belajar Bahasa Indonesia





5
Saya senang membaca berbagai cerita atau puisi





6
Saya selalu menyediakan waktu untuk membaca cerpen





7
Saya selalu berusaha memahami isi bacaan/cerita





8
Saya merasa ada manfaat besar dari membaca bacaan / cerita





9
Saya berusaha mendapatkan buku-buku bahasa Indonesia / cerita-cerita.





10
Saya senang membeli buku buku, khususnya Bahasa Indonesia.





Jumlah Skor





Ket :
1 = STS  ( sangat tidak setuju )
2 = TS     ( tidak setuju )
3 = BS     ( biasa saja )
4 = S        ( setuju )
5= SS     ( sangat setuju )


Penilaian dengan pengamatan / observasi.
Data  penilaian  sikap  bersumber  dari  catatan  harian  guru  berdasarkan pengamatan/observasi  terhadap  sikap/perilaku  peserta  didik.  Data  hasil pengamatan  pendidik  dapat  dilengkapi  dengan  hasil  penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan pribadi. Seperti  telah diutarakan sebelumnya, hal yang harus  dicatat dalam  buku Catatan  Harian  peserta  didik  adalah  kejadian-kejadian  yang  menonjol, yang  berkaitan  dengan  sikap,  perilaku,  dan  unjuk  kerja  peserta  didik, baik  positif  maupun  negatif.  Yang  dimaksud  dengan  kejadian-kejadian yang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau  perlu  diberi  peringatan  dan  penghargaan  dalam  rangka  pembinaan peserta didik.
Pada  akhir  semester,  guru  kelas  atau  guru  mata  pelajaran  merumuskan sintesis,  sebagai  deskripsi  dari  sikap,  perilaku,  dan  unjuk  kerja  peserta didik dalam  semester tersebut untuk mata  pelajaran yang bersangkutan. Deskripsi  tersebut  menjadi  bahan  atau  pernyataan  untuk  diisi  dalam kolom  Catatan Pendidik pada rapor peserta didik untuk semester. Selain  itu, catatan-catatan tentang peserta  didik yang dimiliki guru kelas atau guru mata pelajaran, dapat memberi masukan pula kepada pendidik bimbingan konseling untuk  merumuskan catatan, baik  berupa peringatan atau  rekomendasi,  sebagai  bahan  bagi  guru  kelas  dalam  mengisi  kolom deskripsi perilaku dalam rapor.


6.    PENILAIAN AKHIR ( NILAI RAPORT ).
Penilaian akhir suatu pembelajaran di kelas yaitu mengarah pada bagaimana mendapat nilai akhir, atu nilai raport. Untuk mendapatkan nilai raport ini dapat dilakukan dengan  menghitung nilai-nilai yang di dapat pada rata-rata nilai keaktifan      (NA) ditambah rata-rata nilai tugas (  NT ) ditambah rata-rata nilai ulangan harian          ( NH ) di tambah dengan nilai UTS yang dikali 2 dan nilai UAS yang dikali 3, kemudian dibagi 8. Sehingga dapatlah nilai akhir atau nilai raport. Atau bisa di tulis dengan rumus
NA = Rata-rata ( NA x 1 ) + ( NT x 1 ) + ( NH x 1 ) +  ( N.UTS x 2 ) + ( N.UAS x 3 )   
                                                                       8
Sebagai contoh :
Apabila Rata-rata NA=8, NT = 7,  NH =  8,  N.UTS = 7,  N.UAS = 6. Maka perhitungannya adalah :
NA = ( 8 x  1 ) +  ( 7x1 ) + ( 8 x 1 ) + ( 7 x 2 ) + ( 6 x 3 )    =  55  =  6,9 . ( dibulatkan 7) dst..                                              8                                                  8




























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penilaian Berbasis Kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran.Atau suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan .
Suatu penilaian kelas berkualitas selalu dapat mengukur tujuan yang dimaksudkan dan secara akurat mencerminkan target pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, dalam membuat atau memilih penilaian itu baiknya mengarah pada tujuan yang dimaksudkan dan keadaan sasaran.
Ada empat jenis penilaian yang dapat digunakan yaitu .1) Penialian respon terpilih .2) Penilaian esai .3) Penialian kinerja, dan .4) Komunikas personal.
Penilaian yang berkualitas dapat dilakukan dengan cara :
1)  Memilih metode yang tepat
2)  Penilaian itu dibangun dari bahan-bahan berkualitas,
3)  Memberikan contoh yang tepat dari tingkat penguasaan materi, dan
4)  Dibangun dengan cara meminimalkan bias dan distorsi yang dapat mengakibatkan kesalahan pengukuran prestasi.
Penilaian pembelajaran selama satu semester bisa diambil dari nilai tugas,nilai ulangan harian,nilai UTS, nilai UAS dan nilai keaktifan siswa.
Penentuan penilaian akhir selama satu semester meliputi penilaian tugas,ulangan harian, ulanagan tengah semester, dan ulangan akhir semester. Yang semua aspek itu sangat menentukan hasil penilain akhir, atau nilai raport. Nilai raport diperoleh dari :                    
Nilai Akhir / Raport =   ( NA x 1 ) + ( NT x 1) + ( NH x 1 ) + ( NUTS x 2 ) + ( NUAS x 3 )
                                                                                8

B.    Saran
1.      Diharapkan penilai dalam hal ini guru dapat menyusun standar yang baik dalam menentukan kriteria untuk penilaian hasil dan proses pembelajaran
2.      Diharapkan agar para guru menyusun penilaian yang berkualitas  dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA


Stigin, R. And Chapuis, J. 2012. Introduction to Student Involved Assessmen for Learning, 2nd Edition. Boston: Addison Wesley.

Harianti Diah. 2010.  Model Penialaian kelas SD. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan. Depdiknas.

Sumarna Supranata. 2004. Penilaian Berbasis Kelas Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004,Jakarta:PT.Remaja Rosda Karya. cet 1,hlm.20-21.
























DAFTAR ISI
                       

Halaman
Halaman Judul
i
Lembar Pernyataan
Ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
Iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2

A.  Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
2

B.  Tujuan dan Fungsi Penilaian
2

C.  Prinsip penilaian Berbasis Kelas
3

D.  Mendesain Penilaian Berkualitas
4

E.  Jenis - Jenis Penilaian
6

F.   Langkah – Langkah Penilaian
7

G.   G.  Pelaksanaan Penilaian
8
BAB III
PENUTUP
A.    A. Kesimpulan
B.    B. Saran

23
23
Daftar Pustaka
24














                                                                                                                               

KATA  PENGANTAR

Puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah Swt. berkat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul ” Penilaian Kelas yang Berkualitas . Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa peradaban umat manusia ini dari zaman kegelapan sampai kepada zaman yang terang benderang yang penuh dengan nur ilahiyah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis tunggu untuk perbaikan penulisan yang akan datang.
Selanjutnya dengan selesainya pembuatan makalah ini, Penulis juga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk selesainya makalah ini, dan juga kepada kepala sekolah dan rekan – rekan guru yang memberikan saran, dan masukan saya ucapkan beribu terima kasih.
Akhirnya, Penulis ucapkan semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk para pembaca semuanya. Amin.


Kandangan,   Maret 2017

Penulis,


Budi Rahman









  MAKALAH

  PENILAIAN KELAS YANG BERKUALITAS
 










Disusun oleh :
BUDI RAHMAN, M.Pd
NIP 19820426 20060 1 011








  DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
  UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KANDANGAN
  SDN KANDANGAN KOTA 2
MARET  2017